Jakarta, 1/7/17 (SOLUSSInews): “Saat ini terus terjadi perubahan dalam pola belanja masyarakat. Padahal, dashboard ekonomi kita sudah baik. Berarti ada hal-hal yang tidak masuk akal yang terjadi di masyarakat,” kata Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey.
Ia mengatakan itu, ketika tampil bersama sejumlah pembicara pilihan, termasuk dari unsur Bank Indonesia dan pimpinan daerah (diwakili Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Red), dalam acara ‘Economic Challages’ di stasiun televisi Metro TV, beberapa hari lalu.
Situasi di atas, menurut, Roy yang sehari-harinya merupakan eksekutif di Lippo Group (pengelola bisnis ritel papan atas Indonesia: Matahari Department Store, Hypermart dll, Red), harus diperhatikan Pemerintah.
“Ini yang harus diperhatikan regulator. Tegasnya, regulator harus sensitif dan adaptif dalam situasi seperti ini,” tandas Roy Mandey yang juga Wakil Ketua Umum DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).
Dalam kesempatan berbeda, Roy juga meminta, kebijakan ekonomi berkeadilan yang akan diterapkan pemerintah, dengan pengaturan ritel modern dan pasar tradisional sebagai salah satu programnya, harus memperhatikan berbagai situasi.
Ini penting, karena banyak peritel modern kebingungan.
Pasalnya, belum diajak duduk bersama untuk berdiskusi, pemerintah mengaku akan memberikan sejumlah aturan untuk peritel modern.
Serahkan ke Pemda
Roy Mandey pun meminta pemerintah untuk mengkaji aturan dengan bijak dan berkeseimbangan.
Ini penting, agar tidak terjadi selalu ada anulir atas kebijakan atau peraturan yang diberlakukan.
Ia bilang, pemerintah pusat bisa memberikan kebijakan untuk daerah tertentu dan ritel yang sudah beroperasi selama 24 jam.
Karenanya, sebaiknya pemerintah menyerahkan saja aturan ini kepada pemerintah daerah (Pemda). Sebab, Pemda yang paling mengerti daerahnya.
“Perlu ada pengecualian dan tidak digeneralisasi, perlu ada kebijakan daerah yang juga memperkenankan adanya kelonggaran jam operasi , termasuk zonasi,” ujar Roy sebagaimana dilansir ‘Kontan.co.id’.
Dia juga minta pemerintah untuk tidak hanya mengatur pasar modern. TapiĀ juga pasar tradisional.
Ia beralasan, pasar tradisional justru jumlahnya lebih banyak ketimbang pasar modern.
Jadi perlu diberlakukan seimbang. “Menurut kami bukan hanya pasar modernnya saja, tapi pasar rakyatnya juga harus diatur,” tegas Roy.
Banyak tekanan
Di bagian lain, Roy mengungkapkan,banyaknya tekanan aturan terhadap pasar modern bisa menyebabkan kerdilnya pertumbuhan ritel modern.
Padahal ritel modern, kata Roy, kerap kali dijadikan stabilisator inflasi dan penyumbang pajak untuk negara.
“Jadi bisa dibayangkan kalau selalu adanya penekanan terhadap peraturan pasar modern , bagaimana pasar modern bisa tumbuh berkembang dan memberikan kontribusi bagi ekonomi bangsa,” demikian Roy Mandey. (S-MT/KI/jr — foto ilustrasi istimewa)