Lippo Village, 5/9/17 (SOLUSSInews) – Para pemegang saham setuju PT Siloam International Hospitals Tbk menambah modal dengan mekanisme rights issue sebesar Rp3,09 triliun.
Oleh sebab itu, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) atau emiten ini akan menerbitkan 325,2 juta saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp9.500 per saham.
Sebagaimana dikemukakan Presiden Direktur Siloam International Hospitals, Ketut Budi Wijaya, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLP) pihaknya sudah meminta restu untuk dapat melakukan aksi korporasi berupa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) tersebut.
Seiring dengan persetujuan yang diraih, perseroan menegaskan, tidak ada perubahan rencana dari yang sudah pernah dipaparkan dalam keterbukaan informasi.
“Soal rights issue, rencana kami masih sesuai dengan pengumuman yang sebelumnya. Saat RUPLB tadi perseroan mendapat persetujuan untuk harga pelaksanaan sebesar Rp9.500 per saham,” ujar Ketut di Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Senin (4/9/17) kemarin, sebagaimana dicuplik ‘Investor Daily’ dan ‘BeritaSatu.com’.
Eskpansi usaha
Berdasarkan prospektus rencana rights issue, Siloam International Hospitals berniat mengalokasikan dana segar hasil HMETD untuk pengembangan atau ekspansi usaha, baik langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak perusahaan.
Sampai akhir kuartal I lalu total kas dan setara kas Siloam International Hospitals mencapai Rp662,94 miliar. Sementara, pada periode sama perseroan memiliki total ekuitas sebesar Rp3,17 triliiun.
Direktur Siloam International Hospitals, Ian Ferdinan Natapradja memaparkan, sampai saat ini pihaknya sudah memiliki 31 rumah sakit.
Namun, sebelum akhir tahun ini perseroan berniat kembali menambah dua rumah sakit besar, di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Fokus membangun
Tentang rencana penambahan rumah sakit, Ketut menjelaskan mekanismenya akan berbeda dengan sebelumnya. Jika belum lama ini Siloam International Hospitals melakukan akuisisi, pada sisa akhir tahun ini perseroan akan fokus membangun rumah sakit.
“Untuk dua rumah sakit yang akan ditambah, kami memutuskan membangun sendiri dari awal. Sementara kalau mekanisme akuisisi, itu mungkin belum ada lagi karena sudah mendekati akhir tahun,” papar dia.
Namun ia mengingatkan, pihaknya tetap selalu terbuka andaikan ada peluang untuk melakukan akusisi. Sepanjang tahun ini perseroan mencanangkan belanja modal (capital expendicture) dalam rentang US$ 100-110 juta. Belanja modal ini memang dimasudkan salah satunya untuk menambah jaringan rumah sakit.
Terkait belanja modal, Ian mengungkapkan, penyerapan perseroan sudah hampir 90 persen.
“Itu penyerapan untuk pendirian rumah sakit baru dan akusisi,” ungkap Ian Ferdinan Natapradja. (S-ID/BS/jr)