Jakarta, 7/8/18 (SOLUSSInews) – Sosok berjuluk ‘si manusia ide’ dan ‘figur inspiratif’, Mochtar Riady, kembali membuktikan tangan dinginnya dalam mengelola bisnis keuangan.
Mochtar yang dikenal sebagai salah satu sosok di balik kebangkitan Bank BCA, menunjukkan kepiawaiannya itu atas salah satu divisi bisnis Lippo Group, yakni Bank Nobu.
Bank ini terbilang baru dan tentu belum bisa dibanding dengan para raksasa lainnya. Tapi, di tengah kondisi ekonomi internasional dan nasional termasuk di sektor finansial yang sedang banyak dinamika, bank milik pengusaha nasionalis ini justru bisa mencatatkan kinerja positif sepanjang paruh pertama 2018.
Data yang dilansir Kontan.co.id terkini, menunjukkan, PT Bank National Nobu Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan laba hingga 58,25 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada Juni 2018 menjadi Rp22,52 miliar.
Penyaluran KUR meloncat
Tak hanya itu, pertumbuhan kinerja penyaluran KUR juga loncat 40,8 persen yoy.
Bila pada enam bulan pertama 2017 Nobu mampu manyalurkan Rp4,24 triliun, kini di periode yang sama di 2018 tumbuh menjadi Rp5,97 triliun dengan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di posisi 0,72 persen. Dahsyat bukan?
Revisi rencana bisnis
Melihat kinerja yang positif ini manajemen akan merevisi rencana bisnis bank (RBB) pada paruh kedua 2018 ini.
“Kami revisi RBB karena ada perbaikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2018 menjadi Rp6,1 triliun. Dengan kredit yang tumbuh lebih baik, kita proyeksikan laba juga membaik menjadi Rp42 miliar,” ujar Presiden Direktur Bank National Nobu, Suhaimin Djohan kepada Kontan.co.id, Rabu (1/8/18) pekan lalu di Jakarta.
Selain itu, manajemen juga merevisi pencapaian dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2018 menjadi menjadi Rp92 triliun.
Pada paruh pertama 2018, DPK yang terhimpun Rp7,61 triliun. Nilai ini tumbuh 8,09 persen yoy bila dibandingkan paruh pertama 2017 di posisi Rp7,04 triliun.
Sejalan dengan kinerja positif, hingga Juni 2018 aset bank tumbuh 7,37 persen yoy menjadi Rp10,04 triliun. Nilai ini tumbuh dibandingkan Juni 2017 di posisi Rp9,35 triliun.
Suhaimin Djohan dipastikan juga merevisi target pencapaian aset hingga akhir tahun menjadi Rp11,4 triliun. (S-KT/jr)