Kuala Lumpur, 5/2/19 (SOLUSSInews) – Ada yang sedikit berbeda Malaysia, saat orang-orang Tionghoa di seluruh dunia bersiap untuk merayakan Imlek Tahun Babi.
Dilaporkan, pertokoan dan beragam merek di negara mayoritas Muslim, Malaysia, ini, cukup berhati-hati dalam mempromosikan simbol babi untuk menghindari sensitivitas budaya. Jika biasanya pusat perbelanjaan memasang dekorasi dan menampilkan atraksi-atraksi untuk menarik pengunjung, tapi kali ini “babi” tidak diikutsertakan.
Mal Paradigma di pinggiran kota Petaling Jaya, justru menampilkan ikon kartun Jepang Doraemon sebagai dekorasinya dengan lebih dari 30 patung seukuran manusia dari tokoh kartun kucing itu. Mal-mal lainnya juga sengaja menghindari representasi babi dan memakai citra umum Tahun Baru seperti singa, petasan, dan lentera. Pusat perbelanjaan ternama, 1 Utama hanya memasang celengan babi.
“Kami adalah mal lingkungan masyarakat yang terutama melayani kebutuhan keluarga dan masyarakat sekitar. Itu sebabnya, dekorasi dan aktivitas kami berpusat di sekitar anak-anak dan keluarga, termasuk mendekatkan kepada budaya dan tradisi Tahun Baru Tiongkok. Kami juga memastikan bahwa semua aturan dan peraturan dewan setempat dipatuhi,” kata manajer iklan dan promosi Mal Paradigma, Joanne Lee, sebagaimana dilansir BeritaSatu-com.
Pencitraan ‘babi’
Meskipun pemerintah Malaysia menyatakan tidak ada pembatasan untuk pencitraan babi, namun banyak mal menekankan pentingnya menerapkan jalan tengah sebagai wujud kepekaan budaya.
Kepala eksekutif Sunway Malls & Theme Parks, HC Chan, mengatakan penggunaan lambang zodiak untuk menandai tahun baru memang disukai, tapi tidak perlu selalu memakai itu, meskipun menjadi hak masyarakat Tionghoa untuk menerapkannya.
“Penggunaan elemen budaya lain sama luasnya di Sunway Malls, kami mengadopsi warisan budaya suku untuk perayaan tahun ini untuk memberikan penghargaan kepada lima suku utama Tiongkok yang menjadi 90 persen dari pengunjung mal kami. Kami yakin ini pendekatan yang lebih dari terhubung dan relevan,” kata Chan.
Di dalam Islam, babi dan anjing dianggap sebagai binatang haram, sehingga bahkan beberapa merek menerapkan peringatan ekstrim saat menampilkan citra kedua binantang itu. Pada 2018, satu toko kelontong ternama mencetak kaos dengan gambar zodiak Tionghoa, tapi hanya 10 dari 12 zodiak, dengan pengecualian babi dan anjing.
Lego Malaysia juga berhati-hati untuk tahun ini, meskipun perusahaan itu telah berhasil menjual seluruh edisi terbatas set hadiah mainan Tahun Babi, yaitu model dari Tarian Naga Lego yang dipasang di satu mal.
“Kampanye Tahun Baru Imlek Lego dimulai 1 Janari dan sampai hari ini, kami berlum mendapatkan keluhan terkait pencitraan dari dekorasi dan paket kami. Saat ini kami ada model Lego Tarian Naga yang dipajang di Mid Valley Megamall sebagai kampanye Tahun Baru Imlek kami,” kata manajer merek untuk Lego Singapura dan Malaysia. (S-BS/jr)