Lippo Village, 11/10/19 (SOLUSSInews) – Hingga kini, penyebab kematian nomor satu di dunia masih diduduki oleh penyakit jantung koroner. Sementara data di Indonesia, penyakit ini menempati urutan ketiga.
Serangan jantung merupakan kondisi dimana terjadi ketika aliran darah yang kaya akan oksigen tiba-tiba terhambat ke otot jantung. Akibatnya, jantung tidak mendapat oksigen. Jika aliran darah tidak dipulihkan dengan cepat, bagian dari otot jantung akan mulai mati.
Terkait itu, pada peringatan Hari Jantung Sedunia, Siloam Hospitals Lippo Village, bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Banten, mengadakan kampanye jantung sehat “Share the Power” di Main Lobby MaxxBox, Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
Dr dokter Antonia Anna LukitoSp Jp dari Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) mengatakan, peringatan hari jantung sedunia diharapkan dapat memberi edukasi kepada masyarakat bahaya penyakit jantung. Pada prinsipnya penyakit jantung dapat dicegah, yakni dengan cara hidup sehat.
“Penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Antara lain tidak merokok, jangan mengkonsumsi makanan yang kurang sehat seperti gorengan atau junkfood, olahraga secara teratur, cukup istirahat dan sebagainya,” jelas dokter Antonia pada keterangannya Minggu (1/10/19) lalu.
Ia berpesan agar masyarakat melakukan langkah aktif terhadap mereka yang terkena serangan jantung dengan istilah “Time is Muscle”. “Yakni waktu adalah otot yang berarti semakin dini pertolongan diberikan, maka akan makin sedikit potensi kerusakan yang dapat terjadi pada otot jantung,” tuturnya.
Waktu 20 menit
Serangan jantung, juga disebut dengan infark miokard, merupakan kejadian gawat darurat yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani secepatnya.
“Segera bawa ke UGD terdekat, bagi siapa saja yang terkena serangan jantung. Waktu terbaik sekitar 20 menit saat terkena serangan jantung. Semakin dini pertolongan, maka akan semakin baik juga penanganan terhadap pasien serangan jantung,” papar dokter Antonia yang juga menjadi salah satu pengurus di Perki Banten.
Tanda-tanda dan gejala serangan jantung biasanya, dada terasa nyeri seperti tertimpa benda berat (dari sedang hingga parah). Itulah gejala yang paling umum. Berkeringat sebesar biji jagung, napas pendek, tekanan jantung yang cepat atau tidak beraturan, mual dan gangguan pencernaan.
“Penyakit jantung tidak dapat dilihat secara kasat mata, karena organ jantung ada di dalam tubuh. Jadi jangan coba-coba menebak-nebak. Jika ada tanda-tanda di atas, segera bawa ke dokter. Langsung aksi,” tegasnya.
Risiko penyakit jantung itu ada yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Yang tidak bisa dimodifikasi yakni usia dan keturunan. Sedangkan yang bisa dimodifikasi yakni dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti tidak merokok, rutin olahraga dan gaya hidup.
“Enampuluh dua persen pria terkena serangan jantung dan 38 persen diketahui penyebabnya,” ucap Antonia
Dengan adanya peringatan Hari Jantung Sedunia, diharapkan pada tahun 2025 mendatang, dapat menurun hingga penyakit jantung sekitar 25 persen. Demikian Suara Pembaruan. (S-SP/BS/jr)