Bitung-CS, 13/2/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Tercatat sebanyak 4.510 jiwa mengungsi akibat banjir dan longsor di Kota Bitung, Sulawesi Utara, demikian laporan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
“Hujan deras di Gunung Dua Saudara telah mengakibatkan banjir kiriman di 11 kelurahan empat kecamatan di Kota Bitung pukul 05.00 WITA,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Laksdya Willem Rampangiley melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (12/2/17) kemarin.
Disebutkan, kecamatan yang terendam banjir adalah Kecamatan Aer Tembaga, Mahesa, Lembeh Utara dan Lembeh Selatan. Hujan deras juga mengakibatkan longsor di beberapa tempat di Kota Bitung.
Sebanyak 1.130 rumah, kata dia, terendam banjir setinggi 80-120 sentimeter. Akibat banjir itu maka 1.246 KK terdampak langsung sehingga 4.510 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang aman.
Satu orang, lanjutnya, mengalami luka sedang dan lima orang luka ringan. Pengungsi tersebar di berbagai tempat. Sebanyak 3.760 jiwa pengungsi berasal dari Kecamatan Aer Tembaga karena wilayah ini yang paling parah terkena banjir.
Penanganan darurat
Kepada ‘Antara’ dikatakan juga, penanganan darurat terus dilakukan. BPBD Kota Bitung dibantu oleh SKPD terkait, Tagana PMI, Polres, Kodim dan unsur kecamatan melakukan upaya penanganan darurat.
Evakuasi dan penyelamatan korban, kata dia, dilakukan khususnya untuk kelompok rentan. Aktivasi posko tanggap darurat didirikan di kantor BPBD Kota Bitung. Dapur umum didirikan untuk memberikan makan siap saji kepada korban.
Kondisi cuaca sekitar lokasi bencana, menurutnya, masih hujan. Kebutuhan mendesak yang diperlukan ialah radio komunikasi, makanan, air minum dalam kemasan serta peralatan kebersihan.
Sementara itu, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengakui, menghadapi cobaan berat kali ini. Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Minggu (12/2) juga menerpa dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) KKP.
Dua UPT BPSDMP KP yang terdampak banjir tersebut adalah Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) Bitung dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Aertembaga.
“Dalam situasi cobaan bencana dan keadaan sulit, jiwa solidaritas, dan kemanusiaan untuk saling tolong menolong menjadi hal yang pertama kali muncul di setiap hati kita,” kata Kepala BPSDMP KP/Plt Kepala Badan Riset dan SDM KP Rifky Effendi Hardijanto dalam keterangannya yang diterima Investor Daily di Jakarta, Senin (13/2/17).
Pemerintah, seperti Pemda, TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahu-membahu melakukan tindakan cepat terhadap musibah tersebut.
Selain mengupayakan pemulihan di lingkungan kampus dan balai, para pegawai dan taruna juga bahu membahu membantu masyarakat sekitar yang juga terkena dampak longsor dan terendam banjir.
“Kami memastikan seluruh taruna dan pegawai serta keluarganya selamat. Mengamankan BMN (Barang Milik Negara). Kami kirim tim dari Jakarta untuk membantu percepatan pemulihan kampus (Politeknik) dan balai (BPPP),” kata Rifky Effendi Hardijanto kepada ‘Investor Daily’ yang ditayang ‘BeritaSatu.com’.
“Minggu Sore (12/2) ini tim dari Jakarta telah di Bitung untuk koordinasi internal dan eksternal serta identifikasi awal. Tim berikut segera menyusul,” tambah Rifky.
Ia mengatakan, berdasarkan laporannya timnya yang sudah tiba di Bitung, hingga Minggu malam, Politeknik dan BPPP belum bisa dimasuki karena digenangi lumpur setinggi satu meter. Akses kendaraan tertahan sejauh 3 km di luar kampus Politeknik dan BPPP. Pihaknya tengah mengupayakan perahu karet atau tindakan lainnya untuk dapat mencapai lokasi bencana.
Sementara Direktur Politeknik KP Bitung Bambang Suprakto, mengungkapkan, banjir diawali dengan curah hujan yang sangat tinggi dan angin kencang sejak Pukul 01.30 – 08.00.
“Mulai pukul 7 sudah terjadi kiriman air dari gunung sangat deras dan cepat melewati kampus Politeknik dan BPPP Aertembaga, sehingga kampus terendam air hingga satu setengah meter. Kondisi kami para pegawai dan taruna Alhamdulillah tidak ada korban dan celaka serta sehat walafiat. Bangunan yang rusak berupa pagar kampus sekitar 50 meter dan beberapa peralatan pendidikan, satu mobil dinas dan genset terendam air, rumah pegawai yang tertimbun lumpur dan pasir ada tujuh rumah. Pukul 14.30 Bapak Walikota dan jajaran pimpinan Kota Bitung berkunjung ke Kampus. Saat ini kami bersama taruna dan pegawai melakukan evakuasi dokumen dan peralatan,” tutur Bambang.
Begitu pula di BPPP, Kepala BPPP Aertembaga Asep Suryana mengatakan, terjadi beberapa kerugian, seperti rusaknya sarana dan prasaran serta hilangnya udang vanamae yang sedang dibudidayakan di tambak terendam banjir. Pihaknya sedang menginventarisir penanganan yang dapat dilakukan. Demikian kompilasi informasi dari Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’, didukung dokumentasi foto dari ‘JR Pro Jakarta’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)