Manado-CS, 2/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Runah Sakit Siloam Hospitals Manado berdiri sekaligus bereksistensi dengan berpegang pada alasan kuat atas dasar-dasar syarat dan hukum kuat.
Dalam melakukan (mengoperasikan) Rumah Sakit (RS) Siloam Manado yang merupakan RS berstandarisasi Internasional dan bangunannya gabung seatap (satu bangunan) dengan Hotel Aryaduta pun, pihak rumahsakit ini berani ‘pasang badan dan buka-bukaan’ ihwal semua permasaalahan limbah medis yang dikenal berbahaya jika terjadi pencemaran.
Demikian dilaporkan ‘detiKawanua.com’, mengacu pada kajian pihak RS Siloam Manado, sebagaimaba sebagiannya dibeberkan Purnomo (Staf Bag Teknisi), dya Stsf Bag Umum, Lisa san Geani.
Sebagaimana diberitakan ‘media online’ tersebut, keberadaan semua rumahsakit di wilayah Sulawesi Utara (Sulut), termasuk beberapa yang ada di Kota Manado, bermasalah dengan hal itu (limbah medis).
Limbah diproses
Sementara itu, khusus Instalasi Pengelolaan Limbah (Ipal) RS Siloam, memiliki satu tempat (gabung dengan limbah cair hotel dan rumah sakit, tapi diskat, Red). “Semua limbah cairnya masuk kesatu tempat pengelolaan limbah ‘Unairob dan Airob’ yang ada 10 skat dan berproses ke sistem Biodetok”, tutur Purnomo dkk, Rabu (1/3/17) lalu.
“Artinya, kuman makan kuman (kita berikan kuman, Red), dicernakan, setelah itu dilanjutkan ke tempat STP (tempat memberikan oksigen agar kuman-kuman tidak mati) yang pada akhirnya dibuang kesaluran (got/selokan)”.
Ditambahkan Purnomo, untuk pengelolaan limbah medis itu pada sekarang ini bekerja sama dengan pihak ketiga yakni, Puskesmas Paniki Bawah.
“Kami yang kena aturannya soal lingkungan pemasangan ‘Insinerator’ (alat pengelolaan pemusnahan limbah B3 rumas sakit, Red), karena harus radius 500 meter dari pemukiman. Jadi kami patuhi itu dan harus gunakan pihak ketiga,” ujarnya lagi.
Namun, kendati ‘Insinerator’ merupakan salah satu fasilitas persyaratan berdirinya rumahsakit, tapi entah kenapa tidak diberikan izin oleh pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) mulai sejak tahun 2012 lalu.
Alasannya juga tidak tahu dan tak ada solusi, demikian ‘detiKawanua’, sebagaimana diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)