Jakarta-CS, 6/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Jika Anda bertanya, apa nama jalan terpanjang di Indonesia, bahkan mungkin di kota mana pun di dunia, setidaknya di Asia? Jawabannya, sudah pasti: Jalan Daan Mogot.
Ya, betapa tidak, jalan ini berada di sepanjang alur terpanjang di Ibukota Negara kita, Jakarta, persisnya di bahagian barat, hingga ke Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Siapa sesungguhnya Daan Mogot? Dialah sosok putra Indonesia asal Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), yang pernah memimpin pertarungan gigih melawan Balatentera Jepang, kendati kalah dalam hal amunisi arsenal.
Selain itu, Daan Mogot pun diakui sebagai perintis Akademi Militer (Akmil) di Indonesia, atau dulu populer dengan Akabri. Di Tangerang itulah dia mendidik anak-anak bumi putera dari beragam latar dan daerah untuk menjadi tentara pejuang nan profesional. Dan mereka pulalah yang dengan gagah berani ikut terlibat perang berdarah di Jakarta Barat-Tangerang, di mana kisah heroik itu tercatat dalam sejarah bersenjata mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Bung Bung Karno. (Kisah heroisme tersebut telah pernah diangkat dalam sebuah film yang diprakarsai oleh Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Hadikusumo, asal Langowan-Minahasa, Red).
Nama masjid
Nah, nama Daan Mogot yang menyejarah di Jakarta dan Banten akan semakin dikenang lagi.
Pasalnya namanya akan diabadikan sebagai nama Masjid Raya Jakarta.
Tersebutlah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, telah merintis pembangunan sebuah ‘masjid raya’ di Jakarta itu, yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.
Dan lebih hebat lagi, Ahok, yang sejak Senin (6/3/17) malam ini kembali cuti untuk ikut Kampanye Pilkada Putaran Kedua (dan menyerahkan kepemimpinan DKI Jakarta kepada Soni Sumarsono, lihat berita lain di edisi malam, Red), mengatakan, “Masjid Raya Daan Mogot” tersebut, selain digunakan sebagai tempat beribadah, juga akan dijadikan sebagai kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pimpina Jusuf Kalla (kini Wakil Presiden RI).
“Kita juga akan jadikan ini (kantor) Dewan Masjid Indonesia. Ini akan dipikirkan apakah akan bikin UPT (Unit Pelaksana Teknis, REd), jadi enggak bisa hanya pengelola masjid saja karena biaya operasional cukup besar,” kata Ahok seusai meninjau Masjid Raya di Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin (6/3/17) siang.
Tidak hanya itu, Masjid Raya Daan Mogot juga bisa menjadi tempat penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Quran (STQ).
“Tidak hanya itu, kami yakin kalau Jakarta menjadi tuan rumah MTQ dan STQ, bisa dikumpulkan di sini, karena bisa menampung 12.500 jemaah,” ujarnya.
Meski pengerjaan fisik sudah mencapai 90 persen, Ahok mengatakan masih ada yang belum dikerjakan oleh kontraktor. Yaitu pembangunan landscape yang belum dikerjakan, karena belum dilelang.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan, kendala yang dihadapi dalam pembangunan Masjid Raya ialah lelang yang dilakukan secara bertahap, sehingga pembangunan tidak bisa dilakukan secara berkesinambungan.
“Landscape-nya juga belum lelang. Ini contoh pembangunan yang kita enggak mau lakukan lagi, lelang dilakukan bertahap. Karena biaya jadi mahal, ini saja habis Rp 164 miliar. Kalau misalnya lelang langsung bisa lelang lebih cepat dan mungkin lebih murah,” terangnya.
Selain landscape belum dibangun, lanjutnya, ada juga perubahan yang terjadi dalam struktur bangunan, karena atapnya yang terbuat dari kaca harus diberi penutup. Selain energinya boros juga silau terkena sinar matahari.
Ditegaskannya, ia melakukan peninjauan pembangunan masjid untuk memastikan pembangunan berjalan dengan baik dan dapat rampung pada akhir Maret ini.
“Kan saya balik lagi April, saya mau pastikan saja. Saya khawatir pas balik lagi pas peresmian masih ada kekurangan atau apa. Saya mau pastikan dulu,” demikian Ahok, sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’ dan diolah Tim ‘BENDERRAnews’ serta ‘SOLUSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)