“Beliau (Hasyim) orang baik. Dia turut bersama-sama dengan tokoh lain bagaimana menjaga dan merawat negara dan Pancasila,” ujar Sabam Sirait di Jakarta, Kamis (16/3/17).
Sabam yang kini menginjak usia 81 tahun itu mengaku sangat kehilangan dengan kepergian tokoh bangsa itu. Hasyim bersama sesepuh NU Alamarhum Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan tokoh NU lainnya terus berupaya merawat kebinekaan demi keutuhan bangsa bangsa ini.
“Semua pemimpin NU sangat luar biasa ya. Mereka semua tidak menyetujui negara agama. Mereka yang selalu menjaga dan merawat kebinekaan negeri ini,” tuturnya.
Sabam juga menilai Hasyim terus berusaha mempersatukan bangsa ini dengan sekuat tenaga. “Tidak pernah meninggalkan Pancasila sejengkal pun. Alamarhum bisa jadi teladan bagi anak-anak muda sekarang bagaimana merawat dan menjaga Pancasila dengan baik,” ujarnya.
Hasyim Muzadi yang masih menjabat sebagai anggota dewan pertimbangan presiden meninggal dunia, setelah kemarin sempat dijenguk Presiden Joko Widodo di kediamannya. Dalam kesempatan tersebut, presiden tidak sempat berbicara banyak dengan almarhum karena sedang tidur. Namun presiden sempat menawarkan keluarga untuk ditangani dokter kepresidenan.
Untuk ummat
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan almarhum KH Hasyim Muzadi telah mewakafkan sepenuh hidupnya untuk perjuangan kemaslahatan umat dan bangsa.
“Umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia telah kehilangan seorang ulama besar, putra terbaik bangsa,” kata Zainut saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (16/3/17).
Dia mengatakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu memiliki keteguhan dan ketegasan sikap dalam membela kebenaran dan melawan setiap kebatilan.
Solusi kebaikan
Dalam upaya itu, mendiang tetap mengedepankan semangat persaudaraan serta mendahulukan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
“Beliau selalu tampil memberikan solusi kebaikan atas persoalan yang membelit bangsa,” kata dia.
Zainut juga mengenal KH Hasyim sebagai seorang mujahid atau pejuang yang tidak pernah mengenal lelah sampai akhir hayatnya. Di akhir hidupnya, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu masih memikirkan nasib umat Islam dan bangsa Indonesia.
Hal itu, kata dia, menjadi saksi atas kebesaran dan keluasan jiwa serta tanggung jawab KH Hasyim sebagai ulama dan pemimpin umat.
Dia berharap segala upaya KH Hasyim untuk umat dan bangsa diridhoi oleh Allah SWT. Dengan begitu, tindak tanduk KH Hasyim dapat menjadikannya “husnul khotimah”.
“Bapak KH Hasyim Muzadi telah menyempurnakan semua pengabdiannya untuk umat dan bangsa Indonesia dengan amal saleh dan keteladan yang baik,” demikian Zainut Tauhid, sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’, yang diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (Tim)