Manado-CS, 28/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Aksi terobosoan Bank Indonesia meningkatkan layanan kas keliling di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara patut mendapat apresiasi.
Bahkan, langkah tersebut siap ditingkatkan di masa mendatang agar masyarakat setempat benar-benar mengetahui rupiah merupakan mata uang yang dipergunakan di Indonesia.
“Kami terus tingkatkan layanan kas keliling di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud,” kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Administrasi BI Sulut, A Yusnang, seperti dikutip dari Antara, di Manado, Senin (27/3/17) awal pekan ini.
Ia menambahkan, mengatakan tiga kepulauan ini merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Filipina. “Layanan kas keliling di wilayah tersebut akan terus ditingkatkan sehingga masyarakat di perbatasan tetap menggunakan uang rupiah,” ujar Yusnang.
Hal itu, kata Yusnang, lantaran biasanya wilayah perbatasan sangat rentan dengan penggunaan mata uang asing, sehingga BI terus lakukan antisipasi akan hal tersebut. Kas keliling ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan uang layak edar dan memberikan pemahaman lebih lanjut akan ciri-ciri keaslian uang rupiah.
Selain itu, tambahnya, mengedukasi warga tentang kewajiban pakai rupiah untuk transaksi di semua wilayah NKRI. “Di beberapa titik, akan kita giatkan layanan penukaran serta literasi uang rupiah,” ungkapnya.
Yusnang menambahkan, pihaknya ikut menarik dan memberikan uang segar dan layak edar sehingga menunjang sistem pembayaran, serta menekan ruang gerak uang palsu di tengah masyarakat. Ada pula penukaran uang lusuh yang dilakukan masyarakat, tapi nominalnya tidak sesuai. Jadi lebih sedikit yang diterima ketimbang uang lusuh yang ditukar.
“Saya tegaskan, keberadaan uang koin sampai saat ini masih berlaku sebagai alat pembayaran sah, dan belum ada surat penarikan uang koin dari tengah masyarakat,” demikian Yusnang, sebagaimana dilansir ‘Metrotvnews.com’ yang diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)