Jakarta, 10/5/17 (SOLUSSInews): Barusan ada iven kejutan persembahan Lippo Mall Kemang, Jakarta.
Betapa tidak, ragam sepatu sneaker (sepatu beralas karet) dipamerkan di mall terbesar di kawasan itu, mulai 21-24 April 2017. Selain model yang keren, pameran bertema “SneakerPeak Kemang” ini juga menyuguhkan sneaker limited edition koleksi lama hingga koleksi baru seharga jutaan hingga Rp150 juta.
Ya, Atrium Lippo Mall Kemang, Jakarta, Jumat (21/4/17) lalu, ramai para muda. Anak-anak muda itu tampak antusias melihat pameran sepatu bersol karet atau populer disebut sneaker. Tak hanya berharga jutaan, sneaker berharga ratusan juta juga ditawarkan di pameran bernama SneakerPeak Kemang ini.
“Betul, itu Sabtu (22/4/17), ‘SneakerPeak Kemang’ mengeluarkan koleksi sneaker Nike Dunk Paris dari Nike seharga US$12.500 atau Rp150 juta,” kata Rahman Ibrahim, ketua pelaksana SneakerPeak Kemang saat jumpa pers di Lippo Mall Kemang, Jakarta.
Disebut Rahman, SneakerPeak Kemang sangat berbeda dengan pameran sneaker lainnya di Indonesia. “Kalau pameran di tempat lain kan pengunjung membayar tiket, di SneakerPeak Kemang gratis. Di sini juga dipamerkan koleksi sneaker yang jarang dijumpai, dari yang harganya mulai Rp3 juta sampai Rp150 juta,” tambah Rahman.
Nathan dan Shaq, peserta dari @SolesJkt mengatakan, menawarkan sneaker special edition dari berbagai merek. “Sabtu, kami tawarkan koleksi Adidas Jordan seharga Rp17,5 juta dan Adidas Yeezy seharga Rp16,5 juta, juga Louis Vuitton seharga Rp18 juta,” ungkap Shaq.
Total, lanjut Rahman, pameran diikuti oleh 58 peserta yang tak hanya menawarkan koleksi sneaker, tetapi juga jam G-Shock, apparel, hingga jasa cleaning, dan repair.
“Misalnya boks khusus penyimpanan sneaker, di sini juga dijual supaya sepatu bertahan longlife, tidak jamuran, atau juga jasa perbaikan sneaker untuk sol yang sudah getas,” kata Rahman.
Gaya hidup
Chief Kemang Village, Reza Chatab, mengungkapkan, sneaker kini tak hanya sebatas alas kaki, tetapi juga menjadi gaya hidup sehingga dikoleksi banyak orang.
“Sebagai pusat belanja sekaligus sebagai sentral kreatif dan edukasi, Lippo Mall Kemang mendukung pameran ini,” kata Reza Chatab.
Pandu Polo dari Indonesia Sneaker Team menceritakan, perkembangan pecinta sneaker di Indonesia sangat luar biasa. “Di akhir tahun 90-an dan awal 2000-an, sneaker yang popular dari brand Adidas dan Nike. Namun lima tahun belakangan ini, mulai naik brand-brand lain, dan pecintanya pun terus bertambah,” kata Pandu yang juga mengoleksi sneaker dari berbagai merek sejak 2011.
Selain berburu ke luar negeri, para kolektor sneaker membeli dari online hingga ke sesama kolektor. “Saya misalnya, membatasi koleksi hanya 30 pasang saja. Kalau ingin koleksi baru, saya terpaksa menjual koleksi lama ke sesama kolektor,” kata Pandu yang mengaku sneaker koleksinya paling mahal hanya seharga Rp3,6 juta saja.
Perkembangan kolektor sneaker di Indonesia mendapat pujian dari Bludshot, co-founder Cozy dan social media manager pecinta sneaker.
“Di Amerika, pecinta sneaker hanya menikmati sendiri-sendiri koleksinya. Tidak seperti di Indonesia yang bergabung dalam komunitas dan saling memberi informasi,” kata Bludshot yang hadir di pameran ini.
Selain informasi koleksi baru, adanya komunitas menjadi tempat bertanya para kolektor pemula untuk membedakan mana sneaker asli dari sebuah brand.
“Sering-sering saja pegang sneaker yang asli, akan kelihatan dari materialnya dan bentuknya, mana yang asli dan yang palsu. Perhatikan juga barcode-nya, bisa dilihat di google kok,” demikian Pandu Polo, sebagaimana dilansir ‘Investor Daily’. (S-ID/jr)