Lippo Village, 23/5/17 (SOLUSSInews): Aksi BEM UPH kembali menggema lewat perhelatan Student Leaders Gathering 2017.
Dan tergelarlah Student Leaders Gathering (SLG) yang merupakan acara terbesar tahunan dan diadakan Departemen Hubungan Eksternal Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (BEM-UPH).
Tujuannya, ialah, untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kondisi bangsa dan membuka forum diskusi antar Badan Eksekutif Mahasiswa se-Jabodetabek guna memberikan kontribusi kepada pemerintah terkait isu bangsa.
Dari informasi tertulis Staf PR UPH, Meishiana Tirtana, sebagaimana diterima Redaksi, Selasa (23/5/17) pagi ini, SLG 2017 pada 20 Mei 2017 lalu yang berlangsung di Kampus UPH di kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, tersebut, menyoroti topik industri ekonomi kreatif dari tiga sudut pandang. Yakni, dari sisi Ketahanan Ekonomi oleh Wibawanto Nugroho. Lalu, ihwal Kebijakan Politik oleh Dr Jerry Sambuaga. Dan dari sisi pelaku ekonomi kreatif Reza Sadha sebagai ‘Youtuber’.
Wibawanto Nugroho yang menjadi pembicara pertama dengan topik ‘The Unlimited Power of Creative Economy for Indonesia National Interest’, memaparkan, industri ekonomi kreatif ini sunguh berdampak pada perekomian Indonesia.
Karenanya, generasi muda yang memang memiliki ketertarikan akan hal ini harus yakin akan potensi dan kreativitas sebagaimana sudah diberikan TUHAN.
“Pemuda dengan segala kreativitasnya menjadi pelaku ekonomi kreatif. Pemuda bukan beban tapi benefit bagi negara asal kalian memahami cara eksploitasi kelebihan kalian. Kalian sebagai mahasiswa merupakan perwakilan kaum intelektual”, urainya.
“Bicara mengenai ekonomi kreatif dari sudut pandang ketahanan ekonomi, maka saya melihat generasi muda merupakan strategi forces dengan segala potensi yang Tuhan sudah berikan”.
Fondasi kebenaran
Lebih lanjut, Wibawanto juga menjelaskan mengenai tujuh fondasi kebenaran sebagai landasan ketahanan ekonomi.
“Yaitu Indonesia memiliki TUHAN yang tak terbatas dan semuanya diatur dalam Pancasila. Kedua, segala kekuatan potensial yang TUHAN sudah berikan, kreativitas tak terbatas, merupakan kekuatan asli dari bangsa, juga generasi muda sebagai strategic forces, masyarakat yang kreatif, enlightened, dan inovatif, serta kekuatan ekonomi,” tuturnya.
Wibawanto yang kini juga turut mengajar di Jurusan Hubungan Internasional UPH, mengingatkan, kita manusia merupakan agen perubahan.
“Untuk itu kita harus terus menggali segala potensi, mulai dari mendapatkan Pendidikan berkualitas, mau belajar dari banyak pihak, menggunakan fasilitas internet untuk belajar, dan terakhir yang terpenting adalah pribadi yang takut akan TUHAN,” jelasnya.
Kebebasan berekspresi
Sementara Jerry Sambuaga dalam pembahasan kedua dari sisi kebijakan politik, menyatakan, ada beberapa hal yang harus dimiliki sebelum ekonomi kreatif dapat berjalan dengan benar dalam suatu bangsa.
“Untuk menjalankan ekonomi kreatif harus ada beberapa hal. Pertama, adanya sistem pemerintahan yang tepat, yaitu negara yang demokratis dan terbuka. Memiliki kebebasan berekspresi. Namun kebebasan ini sungguh menantang, sehingga dibutuhkan hal lainnya, yaitu, ketertiban melalui disiplin dan memiliki peraturan yang mengatur, sebagai contoh ‘system lawsuit’, tegasnya.
Selanjutnya, ketiga, menurutnya, adanya pemerataan internet. “Industri ekonomi kreatif dapat bertumbuh pesat jika didukung dengan fasilitas internet di seluruh daerah Indonesia, dan pemerataan internet ini tentunya berhubungan dengan kebijakan dari pemerintah. Untuk itu kalian sebagai anak muda mari sampaikan aspirasi kalian pada pemerintahan,” jelas Jerry .
Modal ide
Sedangkan dari sisi praktisi ekonomi kreatif, Reza Sadha, menceritakan pengalamannya dari awal, dimana saat itu masih banyak orang-orang skeptis dengan industri ini.
“Saat saya awal ada di industri ini, keadaannya dulu masih banyak orang yang skeptis dengan ekonomi kreatif. Berusaha di bidang kreatif dianggap tidak mungkin menghasilkan,” tuturnya.
Awalnya, lanjutnya, “saya juga seperti itu. Dulu saya memiliki bisnis sendiri. Namun disela kesibukan, saya iseng mencoba buat video singkat di Instagram lalu youtube. Ternyata apa yang saya buat bersama teman-teman diminati,” ungkapnya.
Singkat cerita, terusnya, “ketika saya serius di bidang ini, penghasilannya malah menjanjikan. Bias dibilang jauh lebih besar dari penghasilan bisnis saya waktu itu”.
Reza menambahkan, serius di bidang ekonomi kreatif sebenarnya muda. Tidak butuh modal besar, bahkan ia mengaku awal ia memulai usaha sebagai youtuber, ia hanya bermodalkan kreativitas dan ide.
Disebutkan, video yang ia buat, awalnya hanya meminjam kamera atau menggunakan handphone. Selebihnya hanya dibutuhkan ide, ketekunan, dan passion.
Tidak hanya itu, Reza juga menyatakan, ekonomi kreatif saat ini menjadi bidang menjanjikan terlebih dengan adanya dukungan pemerintah.
“Pemerintah saat ini memahami bahwa Ekonomi Kreatif mampu mendukung perekonomian Indonesia, salah satu contoh adalah ketika waktu lalu saya diminta Wonderful Indonesia untuk mempromosikan Raja Ampat, Papua, dan banyak bukti lain support pemerintah kita,” jelas Reza.
Kuliah umum nasional ini diikuti kurang lebih 400 peserta dari UPH dan perwakilan ‘student leaders’ atau BEM dari 17 universitas dari berbagai daerah.
Usai kuliah umum yang disampaikan ketiga pembicara dilanjutkan dengan forum diskusi yang akan membahas aspirasi para mahasiswa terkait ekonomi kreatif.
Nantinya aspirasi dari para ‘student leaders’ ini akan disuarakan kepada pemerintah sebagai masukan dalam kebijakan yang mendukung partisipasi generasi muda untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Demikian informasi dari Staf PR UPH, Meishiana Tirtana, yang diterima Redaksi. (S-R/jr)