Jakarta, 14/7/17 (SOLUSSInews) – Mediasi yang diupayakan manajemen Grab dengan sejumlah perwakilan pengemudi, tak berlanjut.
Karenanya, Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mempertanyakan alasan sejumlah pengemudi ini menolak untuk melanjutkan mediasi dengan pihak manajemen Grab.
Bahkan, sempat terjadi keributan sehingga mediasi pada 10 Juli itu dibatalkan. Pihak pengemudi beralasan, mereka menolak mediasi karena manajemen Grab Indonesia tidak melakukan kesepakatan dengan membiarkan 10 orang perwakilan untuk mengikuti mediasi.
Lalu, menurut para pengemudi, pihak manajemen beralasan, ruangan mediasi tidak mencukupi.
Sementara itu, menurut Ridzki, ruangan di Apartemen Citylofts yang disediakan itu sesunguhnya mampu mengakomodasi para perwakilan pengemudi.
Namun memang, menurutnya, para perwakilan pengemudi harus bergantian untuk masuk ruangan mediasi tersebut.
“Saya juga enggak tahu kenapa mereka sampai keberatan (mediasi) sebegitunya. Kalau mereka ingin cepat selesai dan memberikan kesempatan (tidak menolak) mungkin sekarang sudah selesai (mediasi),” ujar Ridzki saat dihubungi, Kamis (13/7/17) kemarin.
Ridzki menyampaikan, mediasi itu digelar untuk mencarikan solusi sekaligus memberitahukan kesalahan yang mengakibatkan para pengemudi dikenakan suspend.
Itu kenapa, lanjut Ridzki, ada baiknya jika pertemuan juga tidak dilakukan secara berkelompok.
Selain karena indikasi kesalahan berbeda-beda tiap pengemudi, merahasiakan kesalahan yang dilakukan pengemudi juga merupakan perlindungan hak privasi.
“Menurut kami ruangannya cukup untuk lima orang (bergantian) karena saat penjelasan ada data-data yang confidencial, misalnya ada pihak, apa saja kesalahannya. Sebenarnya yang kami tawarkan adalah pertemuan one on one karena ini data antara kami dan mitra pengemudi,” ujar Ridzki seperti dilansir ‘Kompas.com’.
Sebagaimana diketahui, sejumlah pengemudi GrabCar dikenakan suspend oleh manajemen Grab dengan alasan terindikasi melakukan kecurangan. (S-KC/jr)