Indonesia pun berhasil menjadi juara bertahan Asean Cyberkids Camp 2016 tahun ini. Tim Indonesia mengalahkan tuan rumah Filipina yang menduduki juara kedua dengan total nilai 72 dan Myanmar di posisi ketiga dengan total nilai 69,7. Asean Cyberkids Camp mengharuskan peserta lomba untuk berkompetisi membuat program interaktif, games, atau animasi dengan menggunakan perangkat lunak Scratch.
Selama pelaksanaan Asean Cyberkids Camp 2017 yang berlangsung pada Rabu-Jumat (19-21/7) pekan lalu, peserta lomba mengikuti beberapa kegiatan. Beberapa di antaranya design thinking workshop untuk membantu peserta mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kemudian, menerapkannya dalam tema desain mereka.
“Termasuk, mereka harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi (menyampaikan pesan) dalam desain yang mereka buat,” tutur Dina Sofiana, seperti dikutip dari laman kominfo.go.id.
Selain itu, setiap tim harus membuat desain dari sebuat tema dan mencetaknya di FabLab dengan SketchUp and 3D Orinting. Peserta juga melakukan Demonstration Workshop agar peserta belajar tentang internet of things (IoT) seta pemanfaatannya di masyarakat.
Sementara itu, Jasmine Nurul Izza Bachtiar dan Alya Laksmi Kamillah berhak mewakili Indonesia di ajang Asean Cyberkids Camp 2017 setelah menjadi pemenang Indonesia Cyberkids Camp (ICC) 2017. Dalam lomba di dalam negeri itu, dua pelajar tersebut merebut juara pertama dan kedua.
Jasmine merupakan siswi dari SD Highscope Indonesia Bintaro dan Alya dari SD Cerdas Muthahhari Bandung. Mereka berhasil menyisihkan 47 peserta lain yang ikut berlomba. “Kegiatan ICC diharapkan menghasilkan calon-calon potensial dan kompeten untuk mewakili Indonesia pada Asean Cyberkids Camp 2017 di Manila,” ujar Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo (Kemkominfo) Noor Iza.
Kompetisi ICC 2017, menurut Kepala Pusat Cyber Security Center ITB Yusep Rosmansyah, menjadi ajang lomba kreativitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dunia siber. Kompetisi itu ditujukan mencari warganet muda yang cerdas, kreatif, dan produktif.
“Peserta yang mengikuti ICC ini pelajar SD dengan usia maksimal 12 tahun yang memiliki kemampuan membuat aplikasi, animasi, atau game scratch,” jelasnya.
Dari Depok
Sementara itu, Tim Robotik Indonesia berjuluk Tim Never Before yang diwakili 10 siswa SMA dari Madrasah Aliyah Technonatura, Depok yang diprakarsai serta didukung PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil meraih medali perak bidang rekayasa inovasi dalam ajang kejuaraan robot internasional, First Global Challenge Olympic Robot Competition 2017.
Kompetisi robotik internasional yang dilaksanakan pada tanggal 16 sampai 18 Juli 2017 lalu di Washington DC, Amerika Serikat tersebut dan diikuti 160 negara ini merupakan kejuaraan robot terbesar di dunia.
Berlokasi di wilayah Cimanggis — Depok Madrasah Aliyah Technonatura sendiri merupakan sekolah yang berbasis teknologi dan alam dengan pengajar yang kompeten di bidang teknologi.
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Technonatura Tras Rustamaji mengatakan bahwa teknologi merupakan bagian dari kurikulum STEAM (Science Tecnology Engineering Art Mathematics) sekolah ini dari mulai tingkat sekolah dasar.
Dukungan Telkom terhadap tim Never Before ini membuktikan bahwa Telkom sangat serius membina dan memotivasi generasi milenial sebagai inventor internet of things masa depan dalam hal inovasi dan teknologi.
Inisiatif ini sekaligus sebagai momen bagi Telkom untuk mengukuhkan diri menjadi perusahaan Digital Telco Indonesia yang sedang fokus menggarap perkembangan internet of things(IoT). Fokus Telkom pada IoT terutama dalam hal penyediaan layanan intelligent automation masa depan serta berbagai inovasi teknologi yang senantiasa terhubung melalui internet secara online.
Robot atau mesin pintar merupakan salah satu perangkat yang sangat diperlukan dalam layanan IoT yang dapat melakukan berbagai pekerjaan secara otomatis, akurat dan cepat. IoT sendiri merupakan pondasi kemajuan teknologi yang memungkinkan terhubungnya berbagai perangkat yang diprogram untuk bekerja secara otomatis seperti contohnya kendaraan bermotor, akses pengamanan rumah, remote control dan sensor pagar rumah dan lainnya melalui koneksi internet.
Kejuaraan robotik tahun ini di Washington bertema Access To Clean Water yang merupakan satu dari 14 tantangan Global dengan cara pemilihan air bersih dan air kotor secara otomatis yang disimulasikan dengan dua bola yang berbeda warna yaitu biru untuk air bersih dan oranye untuk air limbah. Robot yang diciptakan siswa harus mampu menyalurkan air bersih dan air kotor ke tempat semestinya secara akurat dan cepat dan robot harus mampu menyelamatkan dirinya saat terjadi air bah atau banjir.
Dengan beberapa persyaratan seperti memakai bahan terbatas dan waktu yang sangat singkat selama satu setengah bulan tim Never Before membuat robot yang diberi nama WOwWi dengan 2 fitur spesial, yaitu Smart Robot Locator dan Inertia Measurement Unit(IMU) yang mengarahkan motor untuk menembakkan bola secara tepat sasaran.
Selain itu WOwWi juga dilengkapi dengan turret yang berputar dan naik turun yang membentuk sudut untuk mendapatkan elevasi yang diinginkan kemampuan ini tak pelak membuat juri kagum dan memberikan nilai tinggi bagi WOwWi. Kehebatan tim Never Before terlihat ketika harus beradaptasi dengan sistem Android studio yang baru pertama kali mereka gunakan untuk memprogram robot yang dikontrol melalui remote yang terhubung via WiFi.
Keikutsertaan yang pertama kali pengalaman siswa SMA mewakili Indonesia di negara Amerika serta mampu meraih kemenangan benar-benar never before sesuai dengan nama tim robotik Indonesia. Dengan kemenangan ini TELKOM optimis bahwa Indonesia dapat menjadi tuan rumah Olimpiade robotik di tahun 2021.
Telkom berharap kemenangan WOwWi ini dapat memotivasi generasi muda untuk dapat menguasai rekayasa dan teknologi sehingga secara inovatif mampu menciptakan layanan internet of things masa depan.
Sekolah-sekolah Indonesia juga diharapkan mulai mempunyai kurikulum STEAM yang dapat mencetak generasi muda Indonesia yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan industri masa depan yang tentunya jauh berbeda dari masa kini. Demikian ‘Investor Daily’. (S-ID/BS/jr)