Bekasi, 2/9/17 (SOLUSSInews) – Para pengguna jalan tol dari arah Cikarang Barat (dekat kawasan pembangunan Meikarta, Red) hingga Cawang, Jakarta, bakal menikmati jalan tol layang.
Diketahui, ruas jalan itu di hari-hari sibuk sering mengalami kemacetan parah. Itu sebabnya, Pemerintah RI kini membangun tol layang.
Proyek tersebut diproyeksikan menjadi solusi bagi pengendara jarak jauh yang selama ini terjebak kemacetan di sejumlah jalur tujuan pendek, seperti Cawang, Cikunir, Kota Bekasi, Cikarang Kabupaten Bekasi.
PT Jasa Marga mencatat realisasi proyek jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek yang baru bergulir sejak Juni 2017, saat ini telah memasuki tahap pemasangan fondasi.
“Sampai sekarang masih sesuai rencana. Saat ini sedang dalam tahap penyempurnaan pekerjaan lajur pengganti dan pekerjaan konstruksi lajur bawah (fondasi) di median jalan eksisting,” kata Pimpinan Proyek PT Jasa Marga Jalan Layang Jakarta-Cikampek, Iwan Dewantoro, di Bekasi, Sabtu (2/9/17) sebagaimana dilansir ‘Antara’.
Membentang 38 Km
Disebutnya, jalan layang tersebut membentang dari barat ke timur Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 38 kilometer mulai dari KM9+500 Simpang Susun Cikunir hingga KM47+500 Karawang Barat.
Fondasi berjenis tiang bor tersebut akan menyangga badan jalan layang yang terdiri atas empat lajur dengan dua jalur. Masing-masing lajur berukuran 3,5×2 meter persegi.
Dikatakan Iwan, proyek tersebut diproyeksikan menjadi solusi bagi pengendara jarak jauh yang selama ini terjebak kemacetan di sejumlah jalur tujuan pendek seperti Cawang, Cikunir, Kota Bekasi, Cikarang Kabupaten Bekasi.
“Jalur Cikunir sampai Karawang Barat, kalau didiamkan terus seperti ini bisa timbul macet parah. Jalan Layang Jakarta-Cikampek ini akan menjadi solusi bagi kendaraan jarak jauh Cipali dan Karawang,” katanya.
Infrastruktur jalan layang yang ditargetkan rampung pada April 2019 itu diproyeksikan akan membagi volume kendaraan bagi pengendara jarak jauh dan jarak dekat.
“Kami memproyeksikan 40 persen kendaraan akan berpindah ke atas (jalan layang), dan 60 persen sisanya akan melintas di jalur eksisting (bawah). Kendaraan golongan 1 dan bus angkutan umum akan mengambil jalur bawah, untuk jalur atas adalah kendaraan tujuan Cikunir-Karawang Barat, sebab pintu keluar hanya tersedia di Karawang dan Cikunir,” ujarnya.
Dikatakan Iwan, bentangan Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek akan membelok sedikit di kawasan Grand Wisata Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akibat adanya jembatan yang menjadi ikon perumahan itu.
“Saat di Grand Wisata, trase akan dibelokan ke sisi utara sepanjang 3-4 kilometer karena adanya jembatan perumahan dan trase jalan layang akan kembali lagi ke tengah jalan tol,” katanya lagi.
Teknologi Sosrobahu
Adapun sesuai jadwal pelaksanaan saat ini, menurutnya, proses pembangunan di median Jalan Tol Jakarta-Cikampek secara bertahap dimulai dari Bekasi Barat sampai dengan Karawang Barat.
“Untuk selanjutnya sekitar bulan Oktober 2017 akan menyambung dari Bekasi Barat sampai dengan Cikunir,” katanya.
Teknologi yang digunakan pihaknya untuk pembangunan jalan layang itu menggunakan sistem Sosrobahu.
Teknologi karya anak bangsa itu diklaim mampu mengurangi seminimal mungkin dampak gangguan lalu lintas akibat pekerjaan pembuatan tiang pondasi jalan.
“Penggunaan Teknologi Sosrobahu pada prinsipnya adalah pada saat pembuatan kepala tiang dibuat sejajar dengan sumbu jalan, setelah itu baru dilaksanakan pemutaran kepala tiang dengan teknologi Sosrobahu,” katanya.
Dengan metode pelaksanaan ini, kata dia, maka tidak akan ada dampak kemacetan karena aktivitas proyek selama pembangunan di jalan tol yang sudah beroperasi.
“Karena pembuatan kepala tiang dan pemutarannya masih dilakukan dalam area kerja sehingga tidak menganggu arus lalu lintas,” demikian Iwan Dewantoro. (B-AN/BS/jr(