Jakarta, 4/9/17 (SOLUSSInews) – Karena berbagai faktor, masih saja banyak orang yang takut menjalani bedah jantung.
Hmmm…aalah satunya ialah ketakutan para pasien akan luka yang panjang di dada.
Namun kini ‘Siloam Heart Institute’ (SHI) menghadirkan inovasi bedah jantung terbaru dengan irisan hanya sepanjang lima cm yang disebut dengan “Minimal Invasive Cardiac Surgery” atau disigkat dengan MICS.
Sebagaimana dikemukakan spesialis bedah thoraks kardiovaskuler SHI, dokter Royman CP Simanjuntak SpBTKV, masyarakat Indonesia menganggap bedah jantung hanya akan mengarah pada kematian.
Tak heran apabila banyak yang merasa ketakutan dengan bedah jantung. Padahal, seiring dengan berkembangnya tekonologi dan pengetahuan di bidang kedokteran bedah jantung memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, bahkan mencapai 99 persen.
“Sedangkan tingkat resiko kematian saat ni hanya tercatat berada di bawah 1 persen,” ungkap dr Royman di sela media gathering Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) di Jakarta, baru-baru ini.
Perawatan makin cepat
Dr Royman menjelaskan ketakutan masyarakat akan bedah jantung karena beranggapan tentang kematian. Hal itu berdasarkan anggapan mereka, hal itu hanya bisa dilakukan dengan teknik buka dada. Sebab, dalam bedah jantung biasanya dilakukan dengan irisan besar pada dada dengan membelah tulang dada untuk mendapatkan akses langsung ke jantung.
Alhasil, luka bekas bedah yang ditinggalkan akan panjang dan proses penyembuhan lama atau mencapai lebih dari tiga bulan. Namun, kini SHI telah hadir teknik bedah MICS yang merupakan inovasi bedah jantung terbaru, yaitu MICS) membutuhkan lima cm sayatan dan berdampak pada lamanya perawatan pasien yang semakin cepat, yaitu 3-4 hari.
“MICS menggunakan alat bantu scope berlampu yang bisa dilihat secara langsung atau melalui layar televisi. setelah itu, dokter bedah jantung akan membuka dinding dada sebelah kanan sebesar lima cm dengan posisi diantara tulang iga untuk memasukan peralatan,” papar dr Royman sebagaimana dilansir ‘Investor Daily’ dan ‘BeritaSatu.com’.
Namun, lanjut dr Royman, seiring dengan perkembangan bedah jantung yang sangat pesat, tubuh pasien tidak akan dibedah dan dijahit panjang yaitu dengan metode MICS yang memungkinkan pasien dapat melanjutkan aktivitasnya kembali sekitar tiga minggu setelah operasi. Tak heran, apabila minimnya rasa sakit serta penyembuhan yang singkat membuat pasien lebih memilih untuk melakukan MICS.
Sedangkan kasus penyakit jantung yang bisa ditangani dengan metode MICS adalah kasus katub, by pass jantung, kelaianan katub bawaan yang sederhana, dan endoscopic veinharvesting.
Didukung fasilitas lengkap
Dr Royman menegaskan, MICS dilakukan sebagai alternatif dari open heart surgery dengan menyesuaikan kondisi pasien. Tapi, operasi ini juga tidak disarankan untuk mereka yang memiliki tubuh terlalu gemuk, serta pasien dengan penyakit lanjut seperti diabetes dan gagal ginjal.
Ia menambahkan SHI didukung dengan fasilitas yang lengkap, peralatan canggih, dan tim dokter multidisiplin untuk menangani berbagai kasus bedah jantung.
“Selain itu, tim SHI juga akan berdiskusi bersama untuk memastikan setiap pasien mendapatkan penanganan jantung secara maksimal,” tambah dokter Royman CP Simanjuntak. (S-ID/BS/jr)