Jakarta, 12/9/17 (SOLUSSInews) – Sikap suka menjegal dan gemar bikin gaduh, menghambat upaya tulus membangun kehidupan lebih baik, termasuk di sektor perumahan nasional, hendaknya dihilangkan. Karena, para Pengembang (pelaku industri properti) itu butuh kenyamanan dalam melakukan kiprah bisnisnya, demi membantu Pemerintah dalam upaya memenuhi defisit 11,38 juta rumah bagi rakyat Indonesia.
Demikian antara lain yang terangkat dalam tampil talkshow properti “The Rising Star” pada acara “BTN Golden Property Awards 2017” di Jakarta, Senin (11/9/17).
Forum diskusi ini dimoderatori oleh Najwa Shihab, dan selain James T Riady, menampilkan pula Direktur Utama BTN, Maryono, ‘Founder’ Intiland Development, Hendro Gondokusumo, ‘Founder’ Jababeka, SD Darmono, serta Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan, Tumiyana.
Dari forum itu, lahir optimisme bersama untuk menjaga momentum pertumbuhan properti tahun ini, dimana hal itu sangat memerlukan peranan para pengembang yang peduli terhadap tingginya kebutuhan properti terutama untuk kelas menengah kebawah.
Masyarakat jangan dihambat
Intinya, para pelaku industri properti (Pengembang) membutuhkan suasana yang nyaman agar mereka bisa membantu pemerintah menyediakan rumah bagi masyarakat, sehingga backlog rumah yang saat ini mencapai 11,38 juta unit dapat dipangkas.
Selain itu, Pemerintah perlu membuat terobosan agar prosedur pengurusan perizinan di sektor properti dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat.
“Agar masyarakat bisa membeli rumah, tentu Pemerintah mesti mendorong pengembang membangun hunian dalam skala lebih besar lagi. Untuk itu dibutuhkan proses perizinan yang lebih cepat. Jadi, jangan hambat masyarakat yang ingin membeli rumah,” kata Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group James Riady pada talkshow “BTN Golden Property Awards 2017” di Jakarta, tersebut.
Presiden Jokowi sebelumnya juga menyoroti masalah perizinan investasi. Presiden secara tegas meminta para menteri dan kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, tidak menghambat investasi. Presiden juga meminta perizinan tidak dihambat.
Terobosan percepatan perizinan
Menurut James Riady, Indonesia saat ini mengalami defisit rumah yang cukup besar. Selisih antara kebutuhan dan pasokan (backlog) rumah saat ini mencapai 11,38 juta unit. Jika tidak segera diatasi, backlog rumah di Tanah Air akan terus membesar.
“Masih ada sekitar 11 juta masyarakat Indonesia yang memiliki pekerjaan, namun belum memiliki rumah karena harga rumah tidak terjangkau. Masyarakat punya uang, tetapi harga rumah tidak terjangkau. Perlu pihak yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut,” paparnya.
Untuk memangkas backlog rumah, kata James, perlu terobosan besar, baik di sisi pemerintah maupun di sisi pengembang properti. Di sisi pemerintah, salah satu terobosan yang dibutuhkan adalah percepatan perizinan.
“Perizinan harus cepat dan mudah, sehingga pengembang merasa nyaman dalam berinvestasi,” tuturnya.
Dari sisi pengembang, menurut James Riady, perlu terobosan konsep hunian yang harganya terjangkau, tetap mengedepankan kualitas, dan mampu mengatasi masalah perkotaan, seperti kemacetan lalu lintas dan permukiman kumuh.
“Jadi, sebenarnya kita membutuhkan konsep yang diinginkan oleh pembeli. Pasar properti di Indonesia sebetulnya masih besar,” ucapnya.
Meikarta merespons antusiasme
Karena alasan itu pula, kata James Riady, Lippo Group menggulirkan proyek kota baru Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Masyarakat meresponsnya secara antusias. “Dalam dua bulan, setidaknya 130.000 unit apartemen di Meikarta sudah terjual,” tuturnya.
James menambahkan, kota modern Meikarta yang berada di jantung kawasan industri adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat akan hunian dengan harga terjangkau dan berkualitas serta didukung infrastruktur yang lengkap dan terintegrasi.
Dia mencontohkan, kawasan industri Cikarang dan sekitarnya setiap tahun memproduksi lebih dari satu juta mobil, 10 juta sepeda motor, serta jutaan kulkas, TV, dan alat-alat rumah tangga. Ribuan perusahaan nasional dan multinasional membangun pabrik dan basis bisnisnya di koridor ini, seperti Astra, Honda, Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Isuzu, Panasonic, Toshiba, Hankook, dan Samsung.
Pekerja butuh rumah
Perusahaan-perusahaan raksasa itu didukung ratusan ribu staf dan karyawan kantor serta jutaan pekerja. “Ada 9,6 juta penduduk Bekasi, lalu ada pusat industri terbesar di sana. Mereka butuh hunian yang nyaman tapi harganya terjangkau. Jadi, proyek Meikarta hadir sebagai terobosan,” tegas James Riady.
James mengemukakan, para pengembang properti dapat menjadikan infrastruktur yang sedang gencar dibangun pemerintah sebagai peluang. “Intinya, pasar properti di Indonesia masih cukup luas,” tegasnya.
James Riady menjelaskan, proyek Meikarta sejak awal dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyakat akan hunian yang harganya terjangkau. Itu sebabnya, harga yang ditawarkan Rp 6,7 juta per m2 atau hanya sekitar Rp 127 juta per unit, namun dengan kualitas terbaik. “Bahkan diberi fasilitas terbaik, seperti lift dari Mitsubisihi. Sekarang penjualan kami sudah mencapai 130.000 unit,” katanya.
Dia menegaskan, proyek Meikarta secara perizinan tidak masalah. “Kami sudah lama bergelut di industri properti. Mana proyek yang tidak sesuai? Semua prosedur sudah dilakukan, semua izinnya juga sudah ada,” ujarnya.
James Riady mengajak para pengembang lainnya untuk membuat proyek terobosan seperti kota baru Meikarta guna mengatasi masalah perkotaan, permukiman, kebutuhan terhadap hunian, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. “Saya mengajak semua turun gunung,” katanya.
Indonesia terbaik di ASEAN
James Riady juga mengungkapkan, tahun 2017 merupakan momentum bagi kebangkitan industri properti di Tanah Air. Kebangkitan industri peroperti akan ditopang antara lain oleh tingginya kebutuhan hunian di dalam negeri, semakin kuatnya fundamental ekonomi nasional, dan membaiknya kondisi perekonomian global.
“Kalau di Asia Tenggara, mana lagi kalau bukan Indonesia yang pasarnya bagus. Semua indikator ekonomi makro semakin baik dan kebutuhan hunian terus meningkat,” kata dia.
Sementara itu, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengakui, proyek kota baru Meikarta merupakan terobosan besar, baik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun dalam membantu pemerintah memangkas backlog rumah.
“Dari sisi ekonomi, sektor properti memberikan dampak pengganda (multiplier effect) dan dampak menetes ke bawah (trickle-down effect) yang sangat besar. Itu karena sektor properti memiliki mata rantai dengan sekitar 170 subsektor lain. Jadi, proyek Meikarta akan menggairahkan perekonomian yang sedang melambat,” paparnya.
Dia menambahkan, harga Rp127 juta per unit apartemen di kota baru Meikarta yang ditawarkan Lippo Group sangat membantu masyarakat menengah ke bawah. “Harganya terjangkau masyarakat menengah bawah yang punya penghasilan Rp 4-5 juta per bulan,” tuturnya.
Meikarta berkonsep beda
Presenter Najwa Shihab sempat bertanya mengapa Lippo Group bisa menawarkan harga Rp127 juta per unit, padahal biaya produksi untuk membangun apartemen sekelas Meikarta jauh di atas itu.
Konsep hunian Meikarta berbeda dengan yang lain. Harga apartemen Meikarta sangat kompetitif karena Lippo tidak mengandalkan hasil penjualan apartemen tersebut. Lippo menciptakan komunitas.
Dari situ akan muncul kebutuhan terhadap pendidikan (sekolah), kesehatan (rumah sakit), tempat perbelanjaan (mal), restoran, perkantoran, dan lain-lain. Maka dari services itulah Lippo memberikan subsidi harganya.
Beri insentif perpajakan
Secara terpisah, Kepala Departemen Riset dan Konsultasi di Savills Indonesia, Anton Sitorus mengungkapkan, untuk mendongkrak penjualan apartemen yang masih lesu, pemerintah perlu memberikan insentif perpajakan.
“Dari segi harga tidak ditemui banyak perubahan, kecuali pada kelas upper middle,” tuturnya.
Dia menjelaskan, pemerintah berkepentingan mendongkrak sektor properti karena sektor ini memberikan dampak pengganda dan dampak menetes ke bawah yang sangat besar terhadap perekonomian. “Maka pemerintah perlu merelaksasi sejumlah aturan. Kalau kondisi ekonominya sudah membaik, baru bisa diterapkan lagi,” ujarnya seperti dilansir ‘Investor Daily’ dan dicuplik ‘BeritaSatu.com’.
Savills Indonesia mencatat terjadinya pelemahan penjualan apartemen pada semester I 2017. Jumlah apartemen yang terjual pada enam bulan pertama 2017 mencapai 4.100 unit, turun 3 persen dibanding semester I 2016. Adapun jumlah unit yang ada saat ini masih tersisa sebanyak 132.000 unit yang mayoritas berlokasi di Jakarta Utara, Jakarta, Barat, dan Jakarta Selatan.
Siap bahu-membahu
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, untuk menjaga momentum pertumbuhan properti tahun ini dan memangkas back-log rumah, peran pengembang sangat diperlukan dalam membuat terobosan. “Terutama untuk kelas menengah ke bawah,” ucapnya.
Dia menambahkan, BTN sebagai bank penyalur KPR terbesar, terutama untuk segmen KPR subsidi, siap bahu-membahu dengan para pengembang untuk memangkas backlog rumah. “Bank BTN mengambil peran sebagai integrator dari program sejuta rumah. Kami tidak hanya membantu dari sisi demand, tapi juga menjaga sisi pasokan dari pengembang,” ujar Maryono.
Disebutnya lagi, melalui kolaborasi yang produktif antara perbankan dan pengembang, pernyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) mulai menanjak pada Juli 2017. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit properti pada Juli 2017 tumbuh 13,9 persen, naik dibandingkan Juni 2017 sebesar 12,1 persen.
Maryono mengemukakan, pada semester I 2017, BTN menyalurkan KPR dan dukungan pembiayaan perumahan sebanyak lebih dari 370 ribu unit atau senilai Rp 39 triliun. Angka itu 56 persen dari target perseroan tahun ini sebanyak 666.000 unit.
Meikarta ramah lingkungan
Kota baru Meikarta yang rencananya dibangun di atas lahan 500 hektare bakal menjadi kota baru di kawasan timur Jakarta dengan infrastruktur paling lengkap di Asia Tenggara, yang sekaligus mendukung pusat kawasan industri di sekitarnya.
Kota Meikarta dibangun dengan investasi Rp278 triliun.
Kota mandiri baru yang dikembangkan Lippo Group melalui PT Lippo Cikarang Tbk itu tidak hanya akan didukung infrastruktur yang lengkap.
Kota yang dirancang lebih indah dari Jakarta dan menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan ibu kota negara ini juga ramah lingkungan.
Danau buatan dan taman hijau yang luas sudah dibangun di Meikarta di atas lahan 100 hektare. Ini pun bakal menjadi salah satu ikon pariwisata Bekasi yang dapat jadi destinasi nasional maupun internasional. (S-ID/BS/jr)
2 comments
[…] Bantu Pemerintah penuhi defisit 11,38 jumah rumah, Pengembang butuh kenyamanan […]
[…] Bantu Pemerintah penuhi defisit 11,38 jumah rumah, Pengembang butuh kenyamanan […]