Jakarta, 13/9/17 (SOLUSSInews) – Survei terbaru Property Affordability Sentiment Index menunjukkan, sebanyak 63 persen responden mengaku puas dengan kondisi pasar properti Indonesia pada semester pertama 2017.
“Namun, harus diakui bahwa angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan semester kedua 2016 yang mencapai angka 66 persen,” ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (13/9/17).
Disebutnya, ada beberapa faktor ekonomi yang menyebabkan sektor properti masih terus tumbuh seperti program tax amnesty yang berjalan sesuai target, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 yang diperkirakan akan mencapai 5,3 persen dan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara.
Meski demikian, kata Ike, besarnya nilai PDB ini ternyata tidak sejalan dengan jumlah KPR di Indonesia. Bahkan, rasio KPR Indonesia bisa dibilang merupakan yang paling kecil di kawasan Asia Tenggara.
“Rasio PDB terhadap KPR di Indonesia masih sangat minim yakni 2,8 persen per tahun 2015. Angka ini jauh dibawah Singapura yang mencapai 45,9 persen, Malaysia 37,8 persen, Thailand 22,3 persen dan Filipina 3,3 persen,” kata Ike seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Investsi terus meningkat
Hasil survei Property Affordability Sentiment Index ini juga menyebutkan, dalam enam bulan ke depan masyarakat Indonesia memperkirakan hunian berupa rumah tapak akan mengalami peningkatan harga tertinggi dibandingkan hunian vertikal.
“Sebanyak 43 persen responden memprediksi harga properti residensial bisa meningkat lebih dari 10 persen dalam kurun waktu 5 tahun ke depan,” kata ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (13/9/17).
Dikatakannya, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kondisi pasar properti saat ini.
“Sebanyak 67 persen responden menyatakan, mereka mengaku puas dengan terjadinya tren peningkatan harga saat ini. Sementara, faktor lainnya adalah karena adanya potensi investasi jangka panjang yang bagus dan menguntungkan,” jelasnya.
Selain itu, kata Ike, ada beberapa faktor ekonomi yang menyebabkan sektor properti masih terus tumbuh seperti, program pengampunan pajak (tax amnesty) yang berjalan sesuai target, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 yang diperkirakan akan mencapai 5,3 persen dan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara. (S-BS/jr)