Bekasi, 23/9/17 (SOLUSSInews) – Wajah kawasan industri di Cikarang, Bekasi Timur semakin cantik saja. Kawasan ini diketahui merupakan bagian penting dari teritori salah satu pusat perekonomian.
Agar kawasan tersebut tetap nyaman bagi dunia kerja, berbagai ‘stakeholders’ terus menjaga dan mengelola lingkungannya. Ini penting sekali terutama bagi kepentingan kawasan pemukiman di dalamnya, sebagaimana amanat Undang-undang UU) Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun yang mencakup lingkungan hunian.
Demikian pemaparan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Bekasi, Supandi Budiman, sebagaimana dirilisnya, Sabtu (23/9/17) dan dilansir ‘Antara’.
“Kami senantiasa upayakan wilayah Cikarang sebagai bagian dari Bekasi yang berbasis wilayah industri dan tempat tinggal yang nyaman, hijau dan bersih sesuai visi dan misi kami, ” tuturnya lagi.
Dukung peran ‘stakeholder’
Supandi menambahkan, atas dasar tersebut, pihaknya turut mendukung peran serta ‘stakeholder’ demi adanya pengelolaan lingkungan hidup dengan memperhatikan sumber daya alam serta energi.
“Dengan adanya keserasian antar pihak ‘stakeholder’ dalam pengembangan wilayah kota, khususnya di Cikarang, tentu menghasilkan efek positif bagi pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi serta tempat tinggal,” katanya.
Contoh itu, menurutnya, bisa dilihat bersama pada pengembangan di areal Cikarang Timur.
“Yakni, melalui konsep pertumbuhan industri dan kota modern yang sedang giat dilakukan pengembangan,” ujarnya.
Meikarta ubah lahan gersang
Visi dan misi BPLH Kota Bekasi menjadikan wilayah industri sebagai tempat tinggal yang nyaman, hijau dan bersih, sesungguhnya telah dilakukan dalam pengembangan kota modern serta mandiri, Meikarta.
Karena itu, Presiden Meikarta, Ketut Budi Wijaya menyambut baik imbauan Supandi Budiman dalam peran serta ‘stakeholder’.
“(Sekedar informasi) Lahan industri di Cikarang ini awalnya adalah lahan gersang. Tidak ada sumber air dan minim pepohonan, sejak lahan perizinan Lippo Cikarang kami pegang tahun 1986. Karenanya kami turut berperan serta dalam mendukung Pemda Bekasi untuk penghijauan di Cikarang dengan mengubah lahan kering ini menjadi dapat ditanam pepohonan,” katanyua.
Dikatakan, pihaknya juga menyediakan sumber air melalui pengadaan jalur pipa.
“Saat ini seiring pengembangan kota modern Meikarta, kami telah membuat danau buatan dan mendatangkan ratusan pohon yang langsung bisa tertanam dan tumbuh. Ini semua dilakukan Meikarta, agar konsep Pemerintah Bekasi terkait lahan industri dan tempat pemukiman yang hijau dan nyaman tetap terjaga,” papar Ketut Budi Wijaya, Kamis (21/9/17) lalu di Cikarang.
Meikarta dibangun sangat cermat
Di bagian lain, Ketut Budi Wijaya menambahkan, Kota Meikarta dibangun dengan sangat cermat. Tak hanya memerhatikan kualitas akan bentuk bangunan pun lengkapnya fasilitas, pihaknya ikut memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan para penghuninya kelak.
Dalam pembangunan ini, Lippo Group sebagai pengembang yang telah berpengalaman selama 67 tahun menyadari, manusia, meskipun telah hidup di jaman modern sekalipun tak dapat dilepaskan dari konsep alam.
“Akan aspek tersebut, tim Meikarta telah membangun taman seluas 100 hektar yang terdiri atas ruang terbuka hijau dan danau buatan seluas 25 hektare,” tuturnya.
Bagi Lippo Group, dan juga itu tentu berlaku di Meikarta, air dan pohon berperan penting dalam kehidupan. “Selain berfungsi menyerap udara kotor, keduanya penting sebagai penyeimbang iklim wilayah, ” demikian Ketut Budi Wijaya saat memaparkan keberadaan ruang hijau dalam wilayah pembangunan Meikarta, kota modern dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara. (S-AN/jr — foto ilustrasi istimewa)