Jakarta, 23/9/17 (SOLUSSInews) – Wuaw, Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi negara ke-16 yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan (breeding loan) Giant Panda. Inisiasi konservasi satwa ini telah dijalin oleh Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sejak tahun 2010, saat peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Panda yang akan diterima Indonesia pada Kamis 28 September mendatang dari Tiongkok merupakan Satwa Giant Panda jenis Ailuropoda melanoleuca. Panda tersebut merupakan kategori Appendiks I CITES dan satwa endemik sekaligus lambang bagi negara asalnya, yaitu Tiongkok.
Masyarakat Tiongkok percaya, terdapat filosofi Yin dan Yang dari fitur bulu yang berwarna hitam dan putih pada panda. Yin dan Yang dipercaya sebagai bentuk keseimbangan bagi masyarakat Tiongkok selama ini. Sifat dasar panda yang lembut, dipercaya sebagaimana Yin dan Yang dapat membawa kedamaian dan keselarasan dalam hidup.
Oleh karena itu, satwa ini sering kali digunakan sebagai hadiah persahabatan dari negara Tiongkok kepada negara-negara sahabat lainnya, juga sebagai salah satu upaya pelestarian Giant Panda di luar habitat aslinya.
Pelaksana Tugas Duta Besar Tiongkok di Jakarta Sun Weide menyebutkan, pemberian Giant Panda ini dapat mempromosikan persahabatan antara Indonesia dan Tiongkok. “Giant Panda merupakan harta Tiongkok yang terbatas, kerja sama ini sebenarnya sudah dibicarakan sejak tahun 2013 lalu saat kedatangan Presiden Xijinping ke Indonesia, dan diupayakan untuk mempercepat kerja sama saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Tiongkok pada Maret 2015. Saya berharap Giant Panda akan hidup sehat dan bahagia serta membawa kebahagiaan kepada rakyat Indonesia,” ujarnya.
Sampai saat ini, tercatat 15 negara telah menjalin kerja sama konservasi Giant Panda dengan Tiongkok, yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, Austria, Spanyol, Inggris, Belgia, Perancis, Belanda, Amerika Serikat, dan Kanada.
Upaya ini kemudian ditindaklanjuti melalui penandatanganan nota kesepakatan kerja sama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah RRT, serta nota kerja sama business to business antara PT Taman Safari Indonesia (TSI) dan China Wildlife Coservation Association (CWCA), pada tanggal 1 Agustus 2016 di Guiyang, Tiongkok.
Siapkan rumah Panda
Taman Safari Indonesia juga telah menyiapkan Rumah Panda Indonesia sesuai dengan kebutuhan Giant Panda agar bisa beradaptasi dengan baik dilengkapi dengan dokter dan tenaga pembersih. Jansen Manansung selaku pemilik Taman Safari Indonesia menyambut baik kedatangan Giant Panda dari Tiongkok dan berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia maupun Tiongkok yang telah memilih lembaga konservasi Taman Safari Indonesia sebagai tempat dikarantinanya kedua panda tersebut.
“Suatu kebanggaan bagi kita dan prestasi. Panda ini merupakan warisan yang harus dijaga dan kembangkan. Saya bangga sekali TSI sebagai lembaga konservasi pertama dan objek wisata nasional untuk menampung Giant Panda,” ujarnya seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai pembina Lembaga Konservasi (LK) telah menetapkan PT TSI sebagai lokasi breeding loan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P. 83/Menhut-II/2014, tentang Peminjaman Satwa Liar Dilindungi ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pengembangbiakan, kegiatan breeding loan harus berada di bawah pengelolaan LK.
Giant Panda yang akan didatangkan ke Indonesia merupakan pasangan hasil pengembangbiakan CWCA yang lahir pada bulan Agustus 2010 lalu. Kedua panda tersebut berada dalam kondisi sehat, bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina), dengan berat badan masing-masing sebesar 128 kg dan 113 kg.
Kedua panda direncanakan berangkat dari bandara Chengdu, Tiongkok, dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis 28 September 2017 menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Direkur Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono juga telah menyiasati rute dari Chengdu, Tiongkok ke Indonesia demi keamanan dan keselamatan Giant Panda selama di penerbangan. “Sebelumya kami tidak memiliki rute langsung dari Chengdu ke Jakarta, maka untuk memperkecil risiko perjalanan, kami re-routing yang seharusnya transit di Ngurah Rai terlebih dahulu menjadi langsung ke Bandara Soetta,” paparnya.
Diperkirakan, Giant Panda akan diberangkatkan dari Chengdu pukul 04.10 waktu setempat dan akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 08.50 WIB . Selanjutnya akan dikarantina di Lembaga Konservasi PT TSI, Cisarua, Bogor. (S-BS/jr)