Dubai, 28/9/17 (SOLUSSInews) – Titah Raja Arab Saudi sudah keluar. Ya, Pemerintah Arab Saudi pada Selasa (26/9/17) lalu telah mengumumkan kaum wanita diperbolehkan untuk mengemudikan mobil.
Selama bertahun-tahun, kaum wanita di negara tersebut harus menghadapi beragam batasan, termasuk bekerja dan mengemudikan mobil.
Seperti dilansir CNN Money, Kamis (28/9/17), rincian rekomendasi atas dekrit pemerintah tersebut akan diumumkan dalam 30 hari.
Pemerintah Arab Saudi pun memiliki batas waktu sampai 24 Juni 2018 untuk mencabut larangan mengemudi bagi wanita.
Langkah dramatis tersebut diharapkan dapat membantu mendongkrak perbaikan ekonomi Arab Saudi.
Visi 2030
Rencana perombakan perekonomian digagas oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
Rencana tersebut tertuang dalam Visi 2030 yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Arab Saudi pada energi dalam dekade selanjutnya.
Rencana ini membutuhkan diversifikasi ekonomi yang sangat besar, termasuk memberikan peran yang lebih banyak bagi wanita.
Sekadar informasi, hanya 22 persen wanita di Arab Saudi yang aktif dalam angkatan kerja. Visi 2030 menargetkan angka tersebut naik menjadi 30 persen.
Adapun ketika angka tersebut naik menjadi 33 persen, angka pengangguran di kalangan wanita masih lebih tinggi ketimbang pria.
Peran wanita
Secara keseluruhan, angka pengangguran d Arab Saudi saat ini mencapai 12,7 persen. Visi 2030 diumumkan pada tahun 2016 lalu, namun tidak secara spesifik menyebut permasalahan larangan mengemudi bagi wanita.
Akan tetapi, sudah mulai ada tanda kemajuan bagi peran wanita di dalam perekonomian. Pada Februari 2017, tiga posisi pekerjaan di bidang keuangan, termasuk pimpinan bursa efek, diisi oleh wanita.
Beberapa bulan kemudian, Raja Salman memerintahkan peninjauan kembali undang-undang yang masih menyulitkan wanita untuk bekerja, bepergian, menjalani prosedur medis, dan menuntut ilmu di perguruan tinggi tanpa izin suami atau kerabat pria.
Kalangan ekonom memandang, mengakhiri larangan mengemudi bagi wanita akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
Pemerintah pun dapat memenuhi target untuk mendorong 65 persen pertumbuhan ekonomi dari sektor swasta.
“(Mencabut larangan mengemudi) akan memiliki efek yang besar bagi banyak sektor ekonomi, mulai dari otomotif hingga konsumsi ritel dan menciptakan produktivitas yang lebih besar,” ujar John Sfakianakis, direktur riset ekonomi di Gulf Research Center, seperti dicuplik ‘Kompas.com’.
Sfakianakis menjelaskan, dengan dicabutnya larangan mengemudi, maka wanita akan memiliki kemampuan untuk bekerja.
Selain itu, wanita juga akan memperoleh manfaat, yakni bisa menabung karena mereka tidak perlu menggaji sopir.
Banyak wanita Arab Saudi yang bekerja harus mengandalkan sopir, taksi, atau anggota keluarga pria untuk bepergian, termasuk bekerja.
Perusahaan pun, imbuh Sfakianakis, juga diuntungkan. Pasalnya, beberapa perusahaan menambahkan biaya sopir ke gaji dan bahkan menempatkan pabrik atau kantor di pusat kota agar pegawai wanita mudah untuk menjangkau kantor. (S-KC/jr)