Jakarta, 7/10/17 (SOLUSSInews) – Upaya mengatasi kemacetan jalur tol Cikampek terus dilakukan. Salah satunya, pembangunan konstruksi tol layang.
Dilaporkan, konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau “Jakarta-Cikampek II Elevated” dimulai secara paralel yang dilanjutkan dengan pemasangan pier head pada Senin, 9 Oktober 2017 di KM 46 arah Cikampek.
Namun, pengguna jalan diminta bersabar. Karena, dampak dari dimulainya pemasangan pier head tersebut, adalah penutupan sebagian lajur ke arah Cikampek di sekitar KM 46 sejak pukul 23.00 hingga 05.00 WIB.
Terkait itu, pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi perjalanan.
Gunakan jalur alternatif
Sebagaimana dikemukakan AVP Corporate Communication Jasa Marga, Dwimawan Heru Santoso, jika kepadatan tidak terelakkan, pengguna jalan diharapkan menggunakan jalur alternatif.
“Kami telah menyiapkan beberapa jalur alternatif menuju Cikampek, yakni Jalan Arteri melalui Gerbang Tol (GT) Cibatu atau GT Cikarang Timur dan kemudian masuk kembali ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui GT Karawang Barat,” tutur Heru dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/10/17), seperti dilansir ‘KompasProperti’.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang membentang di Ruas Cikunir-Karawang Barat merupakan jalur alternatif bagi pengguna jalan tol akan menuju ke Cikampek maupun Bandung.
Jalan tol yang dirancang sepanjang 38,6 kilometer. Proyek ini merupakan hasil kerja sama Waskita dengan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) atau KSO Waskita-Acset bersama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek dengan nilai investasi Rp13,5 trliun.
Dalam kerja sama ini, porsi Waskita 51 persen dan mengerjakan ruas dari Cikunir hingga Cikarang sepanjang 19,7 kilometer.
Adapun ACSET 49 persen dan mengerjakan ruas dari Cikarang hingga Karawang sepanjang 18,9 kilometer. Proyek ini ditarget rampung pada akhir 2018, sehingga dapat digunakan pada 2019.
Cikarang semakin berkibar
Ya, Cikarang bakal semakin berjaya. Sebagai kawasan yang disebut sebagai ‘sunrise’ di Koridor Timur Jakarta, belakangan nama Cikarang semakin berkibar karena dikembangkannya Kota Meikarta. Sesudah sebelumnya ada kawasan industri maupun pemukiman dari Delta Mas, Jababeka dan lain-lain.
Di sana juga ada industri manufaktur maupun otomotif yang menghasilkan sekitar 10 juta sepeda motor setahun dan sejuta mobil.
Pembangunan tol layang yang sampai ke Cikarang, dan Kota Meikarta, menjadikan kawasan yang dulunya diakui penduduk setempat cuma sebagai tanah tandus tak bertuan, serta sebagiannya tanah tadah hujan, juga salah satu pusat produksi bata merah, akan berubah drastis situasinya.
Dr Ferol Warouw menilai, kepadatan Ibukota Jakarta dengan segala macam problematik yang beramifikasi, mulai kesemrawutan lalu lintas, ancaman kriminalitas, bencana alam banjir sungai dan rob, hingga permukiman kumuh, mengakibatkan pengembangan kawasan-kawasan baru layak huni di sekitar Jabodetabek serta Jawa Barat layak digencarkan.
“Dan Cikarang merupakan salah satu kawasan solutif untuk pengembangannya, seperti kini sudah mulai dikembangkan PT Lippo Cikarang Tbk dengan Kota Meikartanya,” kata pakar teknik dan hukum lingkungan jebolan Universitas Indonesia (UI) ini.
Dia menambahkan, Indonesia pun kini punya masalah kurang lebih sama dengan banyak negara lain yang menghadapi kepadatan penduduk dan urbanisasi ke kota besar.
“Tetapi bedanya, Indonesia bahkan punya backlog sekitar 11,4 juta unit rumah. Data ini sebetulnya bisa bertambah, karena ada studi menyimpulkan, defisit rumah di Indonesia mencapai 13 hingga 15 juta,” ungkapnya kepada Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’.
Terkait itu, Ferol melihat ada konsep hunian yang ditawarkan PT Lippo Cikarang Tbk melalui penembangan kota Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
“Mengapa Meikarta? Karena selain mempertimbangkan upaya penyebaran urbanisasi yang kini memusat ke Jakarta, dan telah mengakibatkan sekian banyak masalah sulit teratasi Meikarta juga memiliki konsep yang memberikan hunian berlingkungan asri, aman serta dipenuhi beragam fasilitas (arena olahraga kelas dunia, pusat-pusat seni kaliber internasional, pusat pendidikan dan kesehatan bermutu plus sentra-sentra komersial hebat), serta didukung infrastruktur terlengkap (ada tol layang, LRT, MRT, ‘Monorail’, dilewati kerata api cepat Bandung-Jakarta, dekat Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Patimban Deep Seaport),” tuturnya.
Konsep solusi Meikarta
Dari tahun ke tahun, jumlah populasi manusia kian meningkat dari tahun ke tahun. Namun, peningkatan itu tidak diiringi dengan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal. Akibatnya, tidak sedikit penduduk di dunia yang pada akhirnya terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni.
Mengutip data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti mengungkapkan, ada 1,6 miliar penduduk dunia yang hidup di rumah tidak layak huni. Baik itu mereka yang berstatus memiliki atau menyewa rumah tersebut.
“Dari angka tersebut, satu miliar penduduk di antaranya tinggal di kawasan kumuh,” kata Lana saat menjadi pembicara pada sebuah Lokakarya di Hotel Bidakara, Senin (2/10/17) lalu.
Besarnya angka, terjadi akibat adanya ketimpangan yang cukup tinggi antara harga rumah dengan penghasilan yang diterima masyarakat.
Setiap tahun, menurut Lana, keduanya mengalami peningkatan. Namun, peningkatan pendapatan masyarakat tidak sebanding lurus dengan kenaikan harga perolehan tanah.
Ferol Warouw menilai, jika saja konsep Meikarta ini bisa diterapkan di banyak lokasi di sekitar Jabodetabek dan Jawa Barat, ini merupakan solusi bagi pemangkasan defisit hunian belasan juta rumah rakyat di Indonesia.
“Sekaligus mengurangi dengan signifikan orang yang ada pemukiman kumuh dan tinggal rumah-rumah tidak layak, karena sebagian besar mereka ada di sekitar Jabodetabek,” katanya.
Apalagi, demikian Ferol Warouw, dengan perhtingan ekonomis yang matang, Meikarta bisa menawarkan rumah layak huni dan terjangkau semua lapisan masyarakat. “Harganya cuma Rp127 juta dan dapat dicicil 20 tahun. Ini kan hal baru, dan patut dicontoh,” demikian Ferol Warouw. (S-KP/jr — foto ilustrasi istimewa)