Beijing, 26/10/17 (SOLUSSInews) – Sepanjang Januari-Agustus 2017, nilai ekspor batu bara Indonesia ke Tiongkok tercatat US$ 1,68 miliar, atau naik 63 persen dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2016 yang tercatat US$ 1,03 miliar.
Hal itu terangkum dalam data Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing. Namun nilai tersebut masih di bawah Australia dengan nilai ekspor batu baranya ke Tiongkok sebesar US$ 6,51 miliar.
“Indonesia di urutan kedua mitra impor batu bara Tiongkok dengan pangsa 17,87 persen,” kata Atase Perdagangan KBRI Beijing Dandy Satria Iswara di sela presentasi mengenai potensi batu bara Indonesia di ajang Pameran Batu Bara dan Mineral (CCME) 2017 di Beijing seperti dikutip Antara, Kamis (26/10/17), seperti dilansir ‘Antara’.
Data tersebut menyebutkan, posisi Indonesia berada di atas Rusia dan Mongolia yang masing-masing nilai ekspor batu baranya US$ 1,51 miliar dan US$ 1,46 miliar.
Kalahkan Filipina dan Rusia
Sementara untuk jenis batu bara ringan, nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok selama Januari-Agustus 2017 mencapai US$ 2,12 miliar atau naik 88,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 1,12 miliar.
Adapun nilai ekspor batu bara ringan dari Indonesia ke Tiongkok tercatat paling tinggi. Disusul Filipina, Rusia, Mongolia, dan Malaysia.
Potensi batu bara di Indonesia diperkirakan mencapai 105,187 juta ton dengan jumlah cadangan 21,131 juta ton yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia.
Di ajang CCME, anjungan Indonesia banyak didatangi pengunjung pameran, baik dari Tiongkok maupun mancanegara, yang ingin melihat langsung contoh batu bara dari Indonesia yang ditambang oleh PT Borneo Pasifik Global di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. (S-AN/BS/jr)