Jakarta, 9/11/17 (SOLUSSInews) – Ternyata, di tengah adanya sentimen pasar properti Indonesia yang netral, investor justru tertarik dengan prospek megaproyek Meikarta yang tengah digarap Lippo Karawaci atau LPKR.
Buktinya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia meningkatkan rekomendasinya terhadap LPKR dari trading buy menjadi buy.
Mirae Asset melakukan roadshow dengan LPKR pada 23 dan 25 Oktober lalu di Singapura hinggaa Korea Selatan.
“Secara keseluruhan, sentimen terhadap pasar properti Indonesia tampak netral. Namun, investor tertarik dengan proyek unggulan LPKR, yaitu Meikarta, dan perkembangannya yang akan datang,” kata Franky Rivan, analis Mirae Asset, dalam risetnya hari Kamis (9/11/17) ini.
Pertahankan ‘target price’
Mirae kemudian menaikkan rekomendasi LPKR menjadi buy sementara mempertahankan target price Rp865, karena penurunan harga saham baru-baru ini telah memperbesar potensi upside. Saham LPKR hari ini diperdagangkan di Rp 645.
“Kami yakin saham LPKR telah oversold, memperlebar margin of safety karena valuasinya yang menjadi lebih murah,” tulis Franky.
Mirae Asset mencatat, LPKR saat ini diperdagangkan di 2018F P/E di 9x, di bawah -1 SD (11,5x) dari rata-rata lima tahun dan diskon yang lebar dibandingkan 2018F P/E indeks properti di 12,4x. Dari perspektif P/B, LPKR saat ini diperdagangkan di bawah nilai bukunya, pada 2018F P/B yang hanya 0,44x, dekat -2 SD nya (0,41x) dan juga diskon yang cukup besar dibandingkan indeks properti yang diperdagangkan di 2018F P/B di 1,27x.
“Ke depan, perusahaan mengekspektasi marketing sales lebih lambat dari Meikarta, karena momentum dari launching dan upaya pemasaran besar-besaran selama 2Q-3Q akan perlahan-lahan memudar. Serah-terima pertama diperkirakan akan dilakukan pada bulan Desember 2018, ditambah grace period enam bulan,” tulis Franky seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Properti menengah ke bawah]
Selain itu, LPKR menyatakan, proyek Meikarta akan dibangun di atas tanah dormant yang telah diakuisisi sejak lama oleh perusahaan.
Dengan demikian, daripada terbengkalai, akan digunakan untuk pengembangan properti menengah-ke bawah.
LPKR kemudian akan mengembangkan proyek dengan margin lebih tinggi di sekitar tanah tersebut setelah proyek Meikarta, namun hanya jika terlihat adanya pemulihan di pasar properti.
“Kami memandang ini sebagai strategi yang prudent dan tepat untuk mengatasi kondisi pasar properti saat ini,” kata Franky Rivan. (S-BS/jr)