Lubuklinggau, 11/1/18 (SOLUSSInews) – Terkait upaya ikut serta meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia, pihak PT Siloam International Hospitals Tbk terus berekspansi untuk memperluas jangkauan demi melayani lebih banyak pasien di wilayah barat Indonesia.
Dilaporkan, hari ini Kamis (11/1/18), Siloam secara resmi membuka Siloam Hospitals Silampari di Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).
Peresmian dihadiri CEO Lippo Group James Riady, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Presiden Lippo Group Theo Sambuaga, serta tokoh dan masyarakat setempat.
Dilaporkan, Siloam Silampari merupakan Rumah Sakit Siloam ke-5 di Pulau Sumatera dan ke-2 di Provinsi Sumsel. Selain Lubuklinggau, Siloam hadir di empat kota lain di Pulau Sumatera, yakni Medan, Jambi, Bangka, dan Palembang.
Terintegrasi Lippo Mall
Siloam Silampari berlokasi di tengah Kota Lubuklinggau, terintegrasi dengan Lippo Mall dan Sekolah Dian Harapan.
Letak Kota Lubuklinggau strategis di tengah jalur lintas tengah Sumatera yang menghubungkan tiga kota besar di Sumsel, yakni Bengkulu sekitar 130 km ke barat, Jambi kurang lebih 300 km ke utara, dan Palembang 300 km ke timur.
Kota ini dikenal dengan air terjunnya, Temam, yang memiliki bentuk memanjang menyerupai tirai raksasa, seperti air terjun Niagara di Amerika Utara.
Dalam sambutannya James Riady, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada gubernur Sumsel dan pemerintah daerah setempat yang mendorong Siloam Group untuk berkontribusi dalam sektor layanan kesehatan.
Disebut James, dipilihnya Kota Lubuklinggau dibanding kota besar lainnya, karena panggilan untuk memudahkan akses layanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada masyarakat.
“Banyak sektor yang kami kembangkan, tetapi tidak ada kegiatan yang membawa sukacita mendalam daripada membuka rumah sakit dan sekolah di daerah-daerah yang masih tertinggal dari kota lainnya,” kata James.
Komitmen layanan kesehatan
Pembangunan Siloam Silampari tidak semata untuk kegiatan ekonomi, tetapi merupakan komitmen Siloam untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.
James berharap kehadiran Siloam Silampari membawa manfaat bagi masyarakat Lubuklinggau dan sekitarnya.
Siloam, lanjut James, selalu mengusung empat pilar utama, di antaranya menyangkut layanan emergensi. Unit gawat darurat (UGD) didesain dan dimanfaatkan secara efektif untuk menstabilkan pasien serangan jantung, stroke, dan kecelakaan.
“Sejak awal, saya minta supaya budaya responsif menstabilkan pasien ini bisa dibawa sampai ke Lubuklingga. Karena saya mendengar selama ini kondisi emergensi, seperti jantung dan stroke, selalu dibawa ke Palembang, Jakarta, atau Singapura,” katanya lagi.
James menambahkan jaringan Siloam telah tersebar di Indonesia sampai ke luar negeri. Di Singapura, ada 100 klinik Siloam yang melayani 1,4 juta penduduk, empat RS Siloam di Myanmar, 12 di Jepang, serta di Tiongkok, Vietnam, dan Amerika.
Lubuklinggau kota berkelas
Sementara itu, Alex Noerdin mengatakan peresmian Siloam sebagai rumah sakit berstandar internasional akan mengangkat Lubuklinggau menjadi kota berkelas atas.
Pada kesempatan itu, Alex juga menyinggung pembangunan Siloam Sriwijaya di Palembang yang sempat menimbulkan pro dan kontra.
Namun, pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa kehadiran Siloam di daerah ini telah memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
“Sudah saatnya kita punya rumah sakit yang berstandar internasional. Saya yakin bukan hanya Lubuklinggau yang membutuhkan Siloam, tetapi juga daerah lain di sekitarnya,” kata Alex.
Layanan pasien BPJS
Direktur Siloam Silampari, dokter Mgs Johan T Saleh menuturkan, Siloam Silampari siap melayani 216.000 orang yang tinggal di Kota Lubuklinggau dan lebih dari 3 juta orang di kabupaten sekitar.
Dibangun di atas lahan seluas 21.036 meter persegi dan bangunan 8.250 meter persegi, Siloam Silampari siap mengoperasikan 155 tempat tidur dari total kapasitas 175 tempat tidur. Dalam waktu dekat, Siloam Silampari juga akan melayani pasien BPJS Kesehatan.
Siloam Silampari didukung 139 tenaga kesehatan, terdiri dari 21 dokter spesialis, 8 dokter umum, 52 orang bidan dan perawat serta tenaga profesional lainnya. Seperti Siloam lainnya, Siloam Salampari dilengkapi teknologi kedokteran canggih, seperti CT Scan 64 slices, radiologi, laboratorium dengan peralatan pendukungnya.
“Dengan tersedianya CT-Scan 64 slices yang merupakan satu-satunya di Lubuklinggau, kami menyediakan alat diagnosis terbaik yang memungkinkan para dokter untuk menganalisis pasien dengan lebih akurat. Kami menjadikan perawatan kesehatan modern terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat dan itu merupakan dasar rencana ekspansi kami,” kata Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya.
Siloam merupakan salah satu anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Siloam mengelola 32 rumah sakit di 23 kota di seluruh Indonesia. Siloam telah melayani lebih dari 2 juta kunjungan dan admisi serta melakukan lebih dari 41.000 operasi per tahun. Kapasitas tempat tidur seluruhnya mencapai 6.300 yang didukung sekitar 2.700 spesialis dan dokter umum serta lebih dari 9.600 perawat dan staf pendukung. Demikian ‘Suara Pembaruan’. (S-SP/J1/jr)