Davos, 25/1/18 (SOLUSSInews) – Pihak Amerika Serikat tidak melancarkan perang dagang, tetapi hanya berusaha menciptakan lingkungan yang adil dalam perdagangan global dan membendung tindakan proteksionis Tiongkok, demikian dikatakan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, Rabu (24/1/18).
Pernyataan Ross itu disampaikan sehari setelah Washington menerapkan tarif impor yang tinggi untuk produk-produk mesin cuci dan panel surya sebagai upaya melindungi lapangan kerja di dalam negeri.
“Tiongkok sangat hebat dalam retorika perdagangan bebas, dan lebih hebat lagi soal perilaku proteksionis,” kata Ross di ajang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
Tantangan berikutnya ialah menghadapi ambisi Tiongkok yang pada 2025 menargetkan untuk menjadi pemimpin dunia dengan pangsa pasar luar biasa “di sebagian besar teknologi baru yang bisa Anda sebut dan eja”, kata Ross.
”Itu adalah ancaman langsung. Dan itu merupakan tantangan langsung yang diterapkan dengan transfer teknologi, dengan merendahkan hak cipta intelektual, dengan spionase, dengan semua hal yang sangat buruk.”
‘Boss’ Alibaba khawatir
Dalam acara tersebut hadir pula Ketua Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo, yang ikut berkomentar soal sengketa AS-Tiongkok ini.
“Saya kira Tiongkok akan merespons keluhan-keluhan tersebut, dengan mengatakan bahwa semua masih sesuai aturan,” kata Azevedo.
Sehari sebelumnya, pendiri Alibaba Group Holding, Jack Ma, mengatakan dia khawatir dengan kemungkinan terjadinya perang dagang, yang disebutnya akan menjadi sebuah bencana.
”Jika Anda ingin melancarkan perang dagang, itu mudah. Namun, butuh sekitar 30 tahun untuk mengobati lukanya,” kata Jack Ma.
Namun Ross membantah AS sedang memulai perang dagang.
“Tak seorang pun ingin memicu hal besar seperti yang dilakukan Smoot-Hawley selama era depresi,” ujarnya, merujuk pada undang-undang proteksionis 1930 yang menaikkan ribuan jenis tarif di AS. Demikian ‘Reuters’ seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-BS/jr