Jakarta, 21/2/18 (SOLUSSInews) – Pemerintah saat ini menggelar pembangunan masif infrastruktur di koridor Timur Jakartam demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal itu tak lepas dari posisi strategis koridor Timur Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional.
Lippo Group yang sudah lebih enam dekade hadir di kawasan itu, tentu memberi respons positif dan memberi dukungan kuat.
“Kami sudah berkiprah selama 67 tahun, untuk itu kami mendukung kebijakan itu dengan terlibat aktif mengembangkan koridor tersebut lewat Meikarta,” ujar CEO Lippo Group James Riady, dalam siaran pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Salah satu keterlibatan aktif itu dilakukan Lippo, ialah melalui rencana pembangunan kota baru, yaitu Meikarta.
Meikarta semakin melengkapi
James berharap Meikarta akan semakin melengkapi pembangunan infrastruktur masif koridor Timur Jakarta untuk memperkuat posisi koridor ini di kancah nasional.
“Lebih dari itu, Meikarta juga kami proyeksikan mampu memberikan nilai tambah bagi koridor Timur Jakarta, yang pada akhirnya menjadi daya tarik bagi kehadiran investasi asing,” ujar James.
Seperti pernah dituturkan pengamat properti Anton Sitorus di ‘KompasProperti’, ada dua jenis konsumen yang mengincar Cikarang.
Yang pertama ialah pengguna alias end user. Para pengguna ini bekerja di kawasan industri.
Yang kedua investor. Mereka mengincar bisnis persewaan properti untuk daerah industri. Asal tahu saja, Cikarang memiliki dua kawasan pengembangan, yakni hunian dan industri.
Pasar potensial
Kawasan industri di Cikarang, tambah Anton, sudah mempunyai pasar potensinya, baik karyawan lokal maupun pekerja asing.
“Kebutuhan sewa unit hunian di kawasan lebih tinggi, demikian juga dengan pertumbuhan harga sewanya,” kata Anton.
Lantaran itulah, Cikarang ujung-ujungnya menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis. Untuk mewujudkan lebih cepat hal itu, saat ini pemerintah membangun enam infrastruktur penting.
Berturut-turut ialah Patimban Deep Seaport yang nantinya akan membantu aktivitas ekspor dan impor di daerah tersebut. Lantaran merupakan pelabuhan dalam, kapal besar dapat langsung merapat dan tak lagi perlu melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Kedua, Kertajati International Airport. Keberadaan Kertajati ini tentu akan memudahkan lantaran pilihan bandara di kawasan tersebut menjadi lebih banyak.
Yang ketiga, kereta api cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung. Moda transportasi ini akan membuat lama perjalanan Jakarta Bandung hanya 39 menit.
Adapun keempat dan kelima, Light Rail Transport ( LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang dan Automated People Mover (Monorail).
Infrastruktur keenam, ialah Jakarta Cikampek Elevated Highway (jalan layang bertingkat).
Keenam infrastruktur tersebut diperkirakan akan selesai dibangun dua hingga tiga tahun mendatang. (S-Adv KP/jr)