Jakarta, 2/3/18 (SOLUSSInews): – Kini sejumlah ilmuwan meluncurkan klasifikasi terbaru tentang diabetes. Itu terjadi hari Jumat (2/3/18) ini.
Dilaporkan, temuan ini akan membantu dokter memprediksi secara lebih akurat komplikasi penyakit yang mengancam kehidupan ini.
Sebuah jurnal medis terkemuka di dunia, The Lancet Diabetes & Endocrinology, melaporkan para ilmuan menemukan lima jenis diabetes. Temuan ini sangat berguna, “untuk perawatan dini dan mencegah komplikasi pada pasien yang paling berisiko,” kata Emma Ahlqvist, seorang profesor di Universitas Lund, Swedia.
Seorang ahli endokrinologi dari Universitas Lund, Leif Groop, menyebutkan temuan itu adalah langkah pertama menuju pengobatan diabetes yang dipersonalisasi. “Klasifikasi baru ini adalah pergeseran paradigma dalam melihat diabetes,” katanya.
Sebelumnya hanya dikenal dua jenis saja. Pada jenis pertama umumnya didiagnosis pada masa kanak-kanak –terhitung sekitar 10 persen kasus – dengan tubuh sama sekali tidak membuat insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah.
Sedangkan untuk jenis ke-dua, tubuh masih menghasilkan insulin namun tidak cukup, yang berarti glukosa tetap berada di dalam darah. Jenis ini berkolerasi dengan berkorelasi dengan obesitas, dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan ginjal, dan penyakit jantung atau stroke. Bahkan jika sudah akut akan memerlukan amputasi.
Sangat bervariasi
Sudah lama diketahui, diabetes tipe-2 sangat bervariasi, namun klasifikasi tetap tidak berubah selama beberapa dekade. Karena itu, peneliti melakukan studi terbarunya, mereka memantau 13.270 pasien diabetes dari usia 18- 97 tahun.
Dari sini mereka dapat membedakan lima kelompok diabetes yang berbeda – tiga bentuk serius dan dua bentuk lebih ringan. Di antara tipe yang parah, sekelompok pasien dengan resistensi insulin – di mana sel tidak dapat menggunakan insulin secara efektif – sangat berisiko terkena penyakit ginjal.
Kelompok lain yang menghadapi komplikasi serius terdiri dari pasien dengan kekurangan insulin yang relatif muda. Kelompok “parah” ketiga adalah orang dengan diabetes auto-imun. Dua kelompok lainnya memiliki jenis penyakit yang lebih ringan, yang mencakup sekitar 40 persen.
Federasi Diabetes Internasional, menyebutkan sekitar 420 juta orang di seluruh dunia saat ini menderita diabetes, dengan jumlah yang diperkirakan meningkat menjadi 629 juta pada 2045. Demikian ‘AFP’ seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-BS/jr)