Lippo Village, 9/3/18 (SOLUSSInews) – Universitas Pelita Harapan terus mengembangkan berbagai riset berkaitan dengan upaya meningkatkan kontribusinya bagi pembangunan Negara dan kemanusiaan.
Salah satu riset terbaru yang dipublikasikan, ialah, penelitian tentang penggunaan sosial media (Sosmed) terhadap intensi perilaku traveler Indonesia. Hal ini dilakukan Theodosia C Nathalia, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (STPPH) yang dipresentasikan dalam disertasi-nya berjudul “Investigasi Peranan Motivasi Dalam Memediasi Faktor-faktor Pendorong Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensi Perilaku Traveler Indonesia”.
Presentase ilmiah ini digelar di Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, belum lama berselang.
Berdasarkan survei kepada responden traveler Indonesia dalam disertasi ini, ditemukan Instagram sebagai jejaring sosial yang paling banyak digunakan, selanjutnya facebook .
Dipaparkan, alasan para traveler suka menggunakan sosial media ini karena konten dari Instagram lebih menarik dengan tampilan layout, gambar dan tingkat privasi yang tinggi.
“Sedangkan alasan lainnya karena karakteristik traveler Indonesia suka menggunakan sosial media sebagai media menyimpan kenangan,” tuturnya.
Mudahkan dialog interaktif
Di bagian lain diuraikan, penggunaan teknologi sebagai media pencarian informasi kini dimudahkan dengan hadirnya sosial media yang memungkinkan komunikasi atau dialog interaktif.
Perkembangan teknologi juga memungkinkan tersampaikannya konten-konten menarik berupa teks, gambar, audio, dan video yang dapat memberikan informasi secara jelas tentang produk maupun jasa yang ditawarkan.
“Tidak terkecuali sosial media juga banyak digunakan oleh industri pariwisata,” urainya.
Potensi sosial media sebagai sarana promosi interaktif bagi pariwisata Indonesia menjadi topik penelitian menarik dan sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan industri pariwisata.
Kontribusi signifikan
Selanjutnya dinyatakan, konten yang diposting traveler di sosial media memberikan kontribusi yang cukup signifikan tidak saja terhadap bisnis jasa pariwisata. Namun, juga memberikan keuntungan kepada wisatawan yang akan melakukan wisata, diantaranya berupa informasi tentang kualitas layanan, pengalaman, sampai variasi harga yang menarik.
Untuk mencapai tujuan dari pariwisata, ternyata karakteristik pesan yang disampaikan melalui sosial media, berperan penting dalam membentuk kepercayaan terhadap informasi yang diberikan.
Hal ini dibuktikan dalam disertasi yang dilakukan Theodosia, dimana dalam konteks pemenuhan informasi bagi traveler maka kualitas argumen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motif pencarian informasi.
Butuh data akurat
Traveler Indonesia membutuhkan informasi yang dilengkapi dengan data-data yang akurat, relevan, komplit dengan konsistensi informasi yang jelas, untuk membantu traveler memilah informasi yang berguna dan diminati. Selain kualitas argumen, faktor penting dalam pencarian informasi para traveler adalah kredibilitas sumber.
Menarik dari penelitian ini, Theodosia menemukan bahwa kompetensi tidak selalu didasari pengetahuan dan keahlian sumber saja, melainkan adanya pengaruh seseorang terhadap orang lain, contohnya yang paling diminati responden adalah informasi yang dibagikan oleh public figure.
Melalui disertasinya Theodosia merekomendasikan kepada para profesional bidang pariwisata untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai forum kepariwisataan serta mensosialisasikan penggunaan media sosial secara maksimal sebagai media untuk memperkenalkan destinasi wisata Indonesia.
Lebih lanjut ia merekomendasikan kepada pemerintah untuk lebih aktif menggunakan media sosial dengan menggunakan brand ambassador yaitu public figure dengan memiliki kemampuan serta pengaruh yang baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap destinasi wisata Indonesia. Demikian seperti dirilis Staf PR UPH, Rossemary Hutapea kepada ‘SOLUSInews’. (S-r/RH/jr)