Jakarta, 17/4/18 (SOLUSSInews) – Lembaga Survei Media Survei Nasional (Median) memastikan, elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan dibandingkan hasil survei sebelumnya.
Disebutkan, hasil survei Median pada Februari 2018, menunjukkan tingkat elektabilitas Jokowi di angka 35,0 persen dan mengalami kenaikan pada awal April 2018 menjadi 36,2 persen.
“Peningkatan ini terjadi karena tingkat kepuasan terhadap Jokowi juga semakin meningkat berkat program infrastruktur sudah dirasakan masyarakat. Elektabilitas Jokowi ini juga bakal naik jika program-program pro-rakyat bisa terwujud,” ujar Direktur Riset Median, Sudarto saat merilis hasil survei di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Senin (16/4/18) kemarin.
Survei Median ini dilakukan pada 24 Maret-6 April 2018 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang merupakan penduduk yang memiliki hak pilih. Responden diambil secara random dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei ini ialah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Yang lain turun
Hal berbeda, kata Sudarto, dialami oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang mengalami elektabilitas menurun. Pada survei Median sebelumnya, Februari 2018, elektabilitas Jokowi di angka 21,2 persen dan menurun pada awal April 2018 menjadi 20,4 persen.
“Ini bisa disebabkan pernyataan kontroversial Prabowo bahwa Indonesia bubar tahun 2023 dan juga karena Prabowo tak kunjung deklarasi menjadi capres karena kalau sudah deklarasi umumnya elektabilitas bisa naik,” jelasnya, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Meskipun demikian, Sudarto mengatakan, Jokowi dan Prabowo masih dinilai responden sebagai kandidat Capres 2019 dengan elektabilitas tertinggi.
Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Jokowi dan Prabowo jauh lebih tinggi dibandingkan 43 tokoh lainnya.
Elektabilitas tertinggi setelah Jokowi (36,2 persen) dan Prabowo (20,4 persen) ialah Gatot Nurmantyo (7 persen), Jusuf Kalla (4,3 persen), Anies Baswedan (2 persen), Muhaimin Iskandar (1,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8 persen), Anis Matta (1,7 persen), Hary Tanoesoedibjo (1,6 persen), TGB M Zainul Majdi (1,5 persen), dan Yusril Ihza Mahendra (1 persen). Sisanya mendapatkan elektabilitas di bawah satu persen. (S-BS/jr)