Jakarta, 4/5/18 (SOLUSSInews) – Berdasarkan hasil riset terbaru Rumah.com, Property Index mencatat, median harga properti residensial secara nasional berada di titik 104,7 pada kuartal pertama 2018. Median harga ini mengalami peningkatan 1,06 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Sebagaimana dikemukakan Country Manager Rumah.com, Marine Novita, hasil riset ini sangat penting sebagai solusi masalah transparansi data properti yang dibutuhkan oleh para pengembang maupun pencari hunian di seluruh Indonesia.
“Data ini cukup penting digunakan karena merupakan hasil analisis dari 400.000 lebih listing properti yang diakses oleh 5,5 juta pengunjung setiap bulan, dimana mereka juga mengunjungi 17 Juta halaman properti kami setiap bulan,” kata Marine Novita, dalam siaran persnya, Kamis (3/5/18) kemarin.
Disebut Marine Novita, hasil riset juga menunjukkan sikap optimistis penjual dan mengindikasikan level harga yang diharapkan oleh pemberi suplai residensial di pasar, dalam hal ini adalah pengembang dan penjual perorangan.
“Adanya kenaikan jangka pendek dalam index menunjukkan kecenderungan dalam sentimen. Dalam jangka panjang, index mengindikasikan tahapan siklus properti yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Tanda-tanda pemulihan
Sementara itu, Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, menjelaskan, dalam satu tahun terakhir, pasar properti nasional telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun demikian, index belum bisa mencapai titik tertinggi sejak 2015, yakni 105,9, yang terjadi pada kuartal pertama 2016.
“Penurunan Index harga properti residensial nasional pada kuartal pertama tahun ini dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi di sejumlah provinsi padat hunian di Indonesia. DKI Jakarta turun sebesar 0,39 persen, Banten mengalami penurunan sebesar 1,8 persen, dan Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan terbesar yakni 2,1 persen,” jelasnya lagi.
Dikatakannya, pasar properti residensial di Jawa Barat (Jabar) tetap stabil dan berada pada titik 107,3 atau naik sebesar 1,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, Jawa Tengah (jateng) juga mengalami kenaikan yakni sebesar 0,6 persen.
“Sementara itu dari sisi suplai properti residensial secara nasional, mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen pada kuartal pertama 2018 dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu. Secara tahunan, suplai properti residensial nasional mengalami peningkatan sebesar 8,1 persen,” tuturnya.
Lebih tinggi
Ekonom PermataBank, Josua Pardede menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2018 diperkirakan lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, dimana perekonomian ditopang oleh investasi serta ekspor, sementara konsumsi rumah tangga diperkirakan masih flat.
“Penjualan properti residensial pada akhir tahun lalu menunjukkan tren yang meningkat secara gradual. Pertumbuhan sektor properti tahun 2018 ini diperkirakan masih ditopang oleh properti residensial baik rumah tapak dan apartemen. Tren suku bunga KPR dan KPA yang menurun diperkirakan akan meningkatkan minat pembelian properti,” kata Josua.
Disebutnya, kebijakan pemerintah juga diperkirakan akan tetap menopang sektor properti tahun ini antara lain percepatan pembangunan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), skim KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan skim KPR Selisih Suku Bunga dan Bantuan Uang Muka.
“Selain itu, pembangunan kawasan Transit Oriented Development (OTD) yang ditunjang oleh pembangunan infrastruktur MRT dan LRT diperkirakan akan meningkatkan permintaan karena akan memudahkan masyarakat dalam menjangkau akses lokasi kerja dan hunian,” jelas Josua Pardede, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-BS/jr)