Jakarta, 11/6/18 (SOLUSSInews) – Pihak Direktorat Lalu Lintas Metro Jaya mencatat selama empat hari setidaknya 326.781 kendaraan pemudik telah meninggalkan ibu kota Jakarta melalui Gerbang Tol Cikarang Utama arah Cikampek, dari 7 Juni hingga 10 Juni 2018.
“Total 326.781 kendaraan (keluar dari Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama hingga shift 2 tanggal 10 Juni,” ujar Kepala Sub-Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto kepada BeritaSatu.com, Senin (11/6/18).
Dikatakan, 74.374 kendaraan melintasi GT Cikarang Utama pada 7 Juni 2018. Pada keadaan normal kendaraan yang melintas berjumlah 68.403 atau meningkat 8,7 persen.
“Shift pertama 28.185 kendaraan, normal 22.690 kendaraan, naik 24 persen. Shift kedua 21.712 kendaraan, normalnya 22.758, turun tujuh persen. Shift ketiga 24.477 kendaraan, normal 22.956 kendaraan, naik tujuh persen,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, shift pertama pada 8 Juni 2018, kendaraan yang melintas 30.373, normal 25.278 kendaraan, atau naik 20 persen. Kemudian shift kedua berjumlah 27.998, normal 23.796, meningkat 18 persen. Shift ketiga 30.992 (termasuk 2.664 lalu lintas GT Cikarang Barat 1 saat pengalihan arus), normalnya 26.551, naik 17 persen.
“Totalnya 89.363 kendaraan melintas di GT Cikarang Utama tanggal 8 Juni 2018. Normalnya 75.624, naik 18 persen dari lalu lintas normal,” katanya lagi.
Ia melanjutkan, pada 9 Juni, kendaraan yang melintasi GT Cikarang Utama arah Cikampek shift pertama berjumlah 33.328 kendaraan, kondisi normal 27.111 kendaraan, naik 23 persen. Shift kedua jumlahnya 31.326 kendaraan, normal 22.537, naik 39 persen. Kemudian, shift ketiga 44.511 (termasuk pengalihan lalu lintas ke GT Cikarang Barat 1 sejumlah 12.845), normal 20.581, naik 116 persen.
“Total jumlah kendaraan yang melintas tanggal 9 Juni, 109.165, normal 70.230, naik 55 persen,” sebutnya.
Budiyanto menambahkan, shift pertama, Minggu (10/6) kemarin, kendaraan yang melintas GT Cikarang Utama arah Cikampek berjumlah 28.129 (termasuk pengalihan lalu lintas 983 kendaraan), normal 21.341, naik 32 persen. Shift kedua 25.750 kendaraan, normalnya 18.052, mengalami peningkatan 42,6 persen.
Lancar dan kondusif
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Polda Metro Jaya melakukan pengecekan jalur mudik di rest area KM 19 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Minggu (10/6/18) kemarin. Situasi arus lalu lintas terpantau cukup lancar.
“Pantauan dari rest area KM 19, arus terpantau lancar, kecepatan pengendara 70-90 kilometer per jam. Rest area KM 19 ini berkapasitas 700 kendaraan, terdiri dari 500 kendaraan besar dan 200 kendaraan kecil. Jadi hanya saat-saat tertentu saja rest area ini membeludak. Artinya akan berlebihan ketika buka puasa, maupun makan sahur,” ujarya.
Argo menuturkan, berdasarkan keterangan pemudik, situasi arus mudik tahun ini secara umum berjalan lancar dan kondusif.
“Pada dasarnya untuk tahun ini lancar, situasi juga kondusif. Jadi para pemudik juga dapat beristirahat di rest area, dan semua itu dapat terlaksana dengan baik. Yang terpenting kata pemudik banyak petugas Kepolisian yang berjaga. Sampai saat ini semuanya lancar, terkendali, dan ini semua pun berkat disiplin dari para pemudik itu sendiri,” katanya lagi.
Argo juga mengimbau, kepada para warga yang akan mudik agar betul-betul memperhatikan keamanan rumah sebelum meninggalkannya. Kunci pintu dan jendela rumah rapat-rapat, periksa peralatan listrik serta kompor, kemudian dititipkan ke tetangga atau RT/RW setempat.
“Kami mengharapkan masyarakat, seandainya akan meninggalkan rumah, tolong dikunci betul-betul rumah itu,” ujarnya.
Selain mengunci pintu dengan benar, tambahnya, masyarakat diharapkan memperhatikan peralatan listrik dan kompor sebelum pergi berlibur.
“Ada beberapa kasus kebakaran, ini disebabkan bisa listrik atau pun karena kompor gas yang ditinggal tidak dimatikan. Jadi lebih baik, jika ingin meninggalkan rumah untuk kompor gas, kemudian listrik semua dicabut,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemudik juga diharapkan mengecek kelaikan kendaraan yang akan digunakan untuk pulang ke kampung halaman. Periksa rem dan bahan bakar yang akan digunakan.
Pemudik yang menggunakan transportasi umum diharapkan tetap waspada dan hati-hati dengan tindak kejahatan yang mungkin terjadi. Dia mengimbau pemudik tidak menggunakan perhiasaan berlebihan yang dapat menarik perhatian orang untuk berbuat kejahatan.
“Pengemudi diharapkan hati-hati, tetap mematuhi peraturan yang ada dan ikuti arahan petugas di lapangan,” katanya.
Pendatang baru
Pasca-arus mudk, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memprediksikan jumlah pendatang baru ke Jakarta akan mengalami peningkatan sekitar dua persen dibanding jumlah pendatang baru pada tahun 2017.
Artinya, bila jumlah pendatang baru di tahun lalu mencapai 70.752 orang, maka dengan prediksi kenaikan dua persen tersebut, akan terjadi penambahan pendatang baru di tahun ini sekitar 1.415 orang. Atau diprediksikan total jumlah pendatang baru di Jakarta tahun ini akan mencapai sekitar 72.167 orang.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI, Edison Sianturi, mengatakan pertambahan jumlah pendatang baru tahun ini pasti terjadi. Karena ada dua faktor, selain adanya dampak dari arus mudik dan arus balik Lebaran 2018, juga faktor dimulainya tahun ajaran baru di dunia pendidikan.
“Naik sekitar dua persen. Kalau dilihat dari sisi seusai Hari Raya Idulfitri kan, ada tahun ajaran baru. Jadi itu kan bisa saja terjadi. Apalagi kalau kita lihat dari kondisi sekolah yang banyak di Jakarta, sehingga banyak pilihan. Jadi setiap tahun ajaran baru, dari daerah selalu banyak datang ke Jakarta untuk bersekolah,” kata Edison kepada BeritaSatu.com, Senin (11/6/18).
Ditegaskannya, Kota Jakarta bukan kota yang tertutup bagi warga daerah lain yang ingin datang ke Jakarta. Apalagi ingin mengubah nasib dengan mencari pekerjaan yang lebih baik atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Mereka kan rakyat dan bangsa Indonesia juga. Jadi tidak bisa dilarang datang ke Jakarta. Jangan membuat mereka menjadi sebuah persoalan,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, kami imbau pendatang baru yang datang ke Jakarta harus memiliki keterampilan dan keahlian bekerja yang sesuai kebutuhan di Kota Jakarta. Selain itu, mereka harus membawa KTP, BPJS, surat keterangan jalan, dan surat pindah.
“Dan jangan tinggal di tempat yang bukan permukiman. Tidak boleh tinggal di pinggiran rel kereta api, kali dan tidak boleh di taman kota,” terangnya.
Edison menerangkan, berdasarkan data yang dimilikinya, sejak 2013 tren pendatang baru memang terus meningkat. Tahun 2012 adalah titik terendah arus urbanisasi ke Jakarta, yakni hanya 47.832 jiwa. Pada 2013 meningkat jadi 54.757 jiwa. Lalu naik lagi jadi 68.537 jiwa di 2014.
Selanjutnya 2015 menjadi puncak urbanisasi untuk hitungan lima tahun (2012-2016), yakni terdapat 70.504 kaum urban di Jakarta.
Penurunan baru terjadi tahun 2016, tercatat 68.763 orang baru datang ke Jakarta usai Lebaran. Dan meningkat lagi pada tahun 2017 sebanyak 70.752 orang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan seusai Lebaran, pihaknya akan mendata pendatang baru.
“Jadi sesudah nanti pulang, arus balik muncul, nanti kami pastikan ada pendataan penduduk yang benar. Semua ikuti aturan yang ada,” kata Anies.
Ditegaskannya, ia tidak melarang siapapun, khususnya pendatang baru yang ingin bertaruh nasib di Jakarta. Namun ia mengatakan, para pendatang baru nantinya haruslah taat dan patuh pada ketentuan hukum yang ada di Jakarta.
“Yang penting adalah ketentuan hukum dan ketentuan aturan kependudukan dan catatan sipil ditaati,” ujarnya. (B-BS/jr)
Data Jumlah Pendatang Baru di DKI Jakarta:
2017 70.752 orang
2016 68.763 orang
2015 70.504 orang
2014 68.537 orang
2013 54.757 orang
2012 47.832 orang