Timika, 13/6/18 (SOLUSSInews) – Sebagaimana lazimnya, bulan suci Ramadan merupakan saat yang selalu ditunggu-tunggu oleh umat Islam di antero dunia. Tak terkecuali para karyawan Freeport Indonesia di Papua yang bekerja di tambang bawah tanah.
Dilaporkan, meskipun harus bekerja keras ratusan meter di bawah tanah, para karyawan tidak melewatkan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan.
Di tambang yang berjalan 24 jam tiap hari ini, aktivitas di bulan Ramadan berjalan seperti hari-hari lainnya. Pembeda utamanya ialah saat waktu berbuka puasa akan tiba. Para karyawan yang melaksanakan ibadah puasa menghentikan aktivitasnya sementara untuk berbuka.
Suasana berbuka puasa di tambang bawah tanah ini selayaknya berbuka puasa di banyak tempat lainnya di Indonesia. Beberapa waktu menjelang berbuka puasa, para karyawan yang melaksanakan ibadah puasa berhenti bekerja sebentar dan berkumpul di sekeliling hidangan yang telah disediakan. Kehangatan terpancar dari wajah para karyawan yang seharian ada di dalam perut bumi tersebut.
Pekerjaan tidak menghambat
Menjelang buka puasa, karyawan Muslim sudah berkumpul di masjid yang ada di tambang bawah tanah untuk ‘ngabuburit’ menanti adzan magrib dikumandangkan yang menandakan waktunya berbuka puasa. Para karyawan pun berbuka puasa dengan minuman, kurma dan berbagai penganan lain.
“Bekerja di tambang bawah tanah tidak menghambat kami untuk tetap berpuasa. Bahkan, kerja keras di bulan puasa ini menjadi penyemangat kami karena tentunya mencari nafkah yang baik di dalam bulan Ramadan. Semua aktivitas dan pekerjaan tetap berjalan seperti hari biasa, dan keselamatan tetap hal yang paling diutamakan,” terang Teguh Supriyatno, salah seorang karyawan departemen konstruksi tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ) PT Freeport Indonesia.
Teguh menjelaskan, perusahaan tempatnya bekerja memperhatikan sampai hal-hal terkecil seperti persiapan berbuka puasa ini. Tiap karyawan yang menjalankan ibadah puasa didata agar ketika waktu berbuka puasa datang karyawan tersebut bisa untuk sementara menghentikan aktivitasnya dan berbuka puasa.
“Berbuka bersama dalam suasana seperti ini terasa unik. Karena bagaimanapun kami ada ratusan meter dari permukaan tanah. Kesempatan untuk tetap bisa bekerja sekaligus menjalankan ibadah adalah sesuatu yang patut kami syukuri,” ujar Teguh.
Teguh menambahkan, berpuasa dan bekerja di bawah tanah, menguatkan rasa senasib sepenanggungan di antara para karyawan. “Kami semua harus jauh dari keluarga di bulan suci Ramadan, namun tetap mendapatkan kesempatan untuk beribadah bersama terasa begitu nikmat,” tambahnya.
Dijamin perusahaan
Apollo Sirait, Foreman DMLZ Chute Construction (yang mengatur mengenai penempatan dan jadwal kerja) menerangkan, puasa tidak menjadi hambatan bagi karyawan Freeport Indonesia untuk tetap bekerja dengan efisien dan produktif. Disenutnya, bekerja di tambang bawah tanah sekalipun melelahkan tidak membuat para karyawan melepaskan ibadah puasanya.
“Berbuka puasa di jobsite ini baik di tambang permukaan maupun tambang bawah tanah sudah menjadi tradisi di Freeport Indonesia. Perusahaan ingin menjamin para karyawan bisa bekerja dengan baik sekaligus menjalankan ibadahnya dengan nyaman. Toleransi juga sangat dijunjung tinggi, di mana karyawan yang tidak berpuasa menghargai dan menghormati sesama karyawan lain yang sedang berpuasa. Dalam pekerjaan, saling back-up, komunikasi dan koordinasi tetap terjaga dengan baik,” tutur Sirait.
Sirait menjelaskan, selain menyediakan makanan untuk berbuka puasa di tambang bawah tanah, perusahaan juga menyiapkan tempat untuk salat tarawih berjamaah bagi para karyawan yaitu di Masjid Baabul Munawar yang berada di deep mile level zone. Masjid ini sendiri pada tahun 2017 mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai masjid dengan lokasi terdalam dari permukaan tanah (1.700 meter di bawah permukaan tanah).
“Tentunya, untuk aktivitas tarawih ini tidak bisa semua karyawan mengikutinya, karena kami harus mempertimbangkan aktivitas kerja yang berlangsung di tambang bawah tanah ini. Beberapa karyawan yang lokasinya jauh dari masjid ini juga akan melaksanakan salat tarawih di waktu istirahatnya secara sendiri-sendiri,” jelas Apollo Sirait, seperti diberitakan Suara Pembaruan yang dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-SP/BS/jr)