Jakarta, 20/6/18 (SOLUSSInews) – Kota Baru yang dibangun terintegrasi, lengkap dengan infrastruktur mumpuni, biasanya butuh waktu pembangunan 10 hingga 15 tahun.
Namun, Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group, James Riady, mengatakan, pembangunan kota baru Meikarta di Cikarang, Jawa Barat, terus menunjukkan kemajuan pesat.
Sebab, saat ini mulai dibangun 92 tower apartemen, dan ditargetkan serah terima kunci untuk 18 tower bisa dilakukan pada akhir Desember 2018 hingga Februari 2019.
“Sekarang 92 tower yang sudah dipersiapkan, sudah mulai pembangunan. Jadi semestinya antara Desember 2018 sampai Februari 2019 sebanyak 18 tower sudah serah terima, bukan lagi topping off. Tentu tidak gampang, tapi kami upayakan,” tegas James usai menjadi pembicara kunci pada acara diskusi “Indonesian Healthcare Market: Game Changers in a Developing Country” di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, bulan silam.
James menekankan, pembangunan kota baru tidaklah gampang, bisa memakan waktu 10 hingga 15 tahun. Dalam pembangunan kota baru, peluncuran dan penjualan paling mudah dilakukan, tetapi pembangunan merupakan tahap yang paling sulit.
Meikarta segera terwuj7ud
Meikarta tengah memasuki tahap sulit itu, yakni investasi untuk membangun infrastruktur, menggerakkan kontraktor, membangun gedung, dan lain-lain. Namun, James optimistis Meikarta akan terwujud seperti delapan kota baru lainnya yang dibangun Lippo.
“Apa yang kami janjikan akan kami bangun. Seperti delapan kota baru lainnya, kota ke-9 Meikarta juga akan terwujud,” katanya lagi seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Soal perizinan pembangunan dan penyesuaian tata ruang atas proyek Meikarta, menurut James, tidak menghalangi pembangunan kota baru seluas 5.400 hektare tersebut. Lahan proyek Meikarta merupakan ekspansi dari Lippo Cikarang.
Prihatin isu fitnah
James juga menyatakan keprihatinannya atas sejumlah isu yang mencuat belakangan ini terkait proyek Meikarta dan Lippo Group. Di antaranya isu Lippo menjual seluruh saham Meikarta kepada pihak asing.
James menegaskan, dalam menjalankan bisnisnya Lippo memiliki visi, pengembangan pembangunan tidak mungkin dilakukan sendiri. Sehingga semuanya bertumbuh melalui kemitraan termasuk atas proyek Meikarta. Sejak awal, kepemilikan saham Lippo di Meikarta hanya 50 persen.
“Kami memiliki banyak partner. Meikarta juga sejak awal bukan 100 persen saham Lippo. Demikian pula OVO (aplikasi keuangan mobile), dari awal memang tidak 100 persen. Sejak awal melalui kemitraan,” kata James.
Informasi yang disebar melalui media sosial (Medsos) tentang terhentinya megaproyek Meikarta, hingga Lippo Group telah menjual seluruh kepemilikan saham, oleh beberapa kalangan dianggap menjurus ke fitnah.
“Ya, karena buktinya di lapangan faktanya tidak demikian khan? Ini memang bisa dikategorikan hoax malah menjurus fitnah. Dan hal semacam ini memang sering terjadi di dunia bisnis, apalagi politik,” kata salah seorang pemerhati IT, Tedy Matheos di Jakarta, pekan lalu. (S-BS/jr)