Jakarta, 2/7/18 (SOLUSSInews) – Pihak Grab Indonesia bersama PT Mass Rapid Transit Jakarta menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) terkait studi pengembangan layanan pembayaran tiket MRT Jakarta.
Dilaporkan, oenandatanganan memorandum of understanding (MoU) dilakukan langsung oleh Direktur Utama Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, dan Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, di kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (8/6/18).
Disebut William, nota kesepahaman ini dilakukan agar kedua belah pihak dapat menjajaki rencana studi pengembangan layanan pembayaran tiket MRT Jakarta. Sehingga kerja sama ini bisa saling menguntungkan bagi setiap pihak dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan.
“Nota kesepahaman ini mencakup beberapa hal. Seperti studi skema kerja sama konektivitas first mile-last mile bagi pelanggan MRT Jakarta dan Grab Indonesia,” kata William.
Termaduk aplikasi dan penelitian
William mengatakan, kerja sama ini juga mencakup skema penjualan tiket MRT Jakarta, skema penggunaan uang elektronik sebagai metode pembayaran, penyusunan proof of concept yang terintegrasi dengan mobile payment, dan aktif melakukan diskusi serta pengembangan produk, termasuk aplikasi dan penelitian.
“Saya kira event ini yang ditunggu-tunggu. Dua minggu lalu kita sudah tanda tangani kerja sama yang sama dengan Gojek, sekarang dengan Grab. Kita mau menjangkau semua provider transportasi, baik itu publik maupun online. Kita akan upayakan sinergi berbagai provider transportasi sehingga warga Jakarta bisa menikmati transportasi publik dan meninggalkan transportasi pribadi,” jelasnya.
William menambahkan, kerja sama ini akan berlaku dalam jangka waktu enam bulan sejak penandatanganan dilakukan. Saat ini, timnya bersama dengan Grab Indonesia dan Gojek sedang bekerja sama untuk melakukan studi pengembangan tersebut.
“Ini sebuah terobosan baru. Jadi pengalaman ini tidak banyak terjadi di dunia. Dan kami ingin membangun sistem yang terintegrasi. Ujungnya untuk masyarakat Jakarta,” ujarnya.
Provider transportasi tradisional
Meski sudah ada kerja sama dengan dua provider transportasi berbasis aplikasi ini, William menegaskan, pihaknya tidak meninggalkan provider transportasi konvensional. Seperti PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Railink dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
“Saya tegaskan, kita tidak meninggalkan kerja sama dengan provider transportasi tradisional kita. Kerja sama dengan Grab Indonesia dan Gojek, merupakan terobosan. Tetapi tidak meninggalkan mereka. Jadi, nanti Jakarta akan punya sistem transportasi yang terintegrasi luar biasa,” paparnya.
Hingga 30 Mei 2018, lanjut William, kemajuan pekerjaan konstruksi MRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 94,19 persen. Dengan rincian 91,82 persen untuk konstruksi layang dan 96,59 persen untuk konstruksi bawah tanah.
Seiring dengan penyelesaian pekerjaan konstruksi, MRT Jakarta juga menyiapkan aspek operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi target operasi pada Maret 2019. Saat ini kesiapan sudah mencapai 52,54 persen yang meliputi aspek SDM dan institusi.
Sistem transportasi terintegrasi
Dalam kesempatan yang sama, Ridzki Kramadibrata, mengatakan, kolaborasi ini merupakan langkah awal untuk mendukung terciptanya sistem transportasi yang modern dan terintegrasi. Kemitraan strategis bersama MRT Jakarta akan semakin mempertegas besarnya peranan Grab dalam penyediaan moda transportasi yang aman, nyaman dan efisien.
“Sehingga memperkaya pengalaman pelanggan kami. Grap siap bekerja sama dan memberikan dukungan demi memajukan industri transportasi tanah air dengan pengalaman luas kam di wilayah Asia Tenggara,” kata Ridzki.
Dengan adanya kerja sama ini, kata Ridzki, pihaknya sudah mempunyai bayangan pengguna MRT akan memanfaatkan jasa transportasi online dari rumah menuju stasiun MRT. Kemudian, ketika tiba di stasiun MRT, mereka bisa naik MRT tepat waktu ke stasiun yang ke stasiun dituju dan melanjutkan perjalanan dengan transportasi online lagi.
“Banyak hal yang dapat dipelajari dalam kerja sama ini. Terutama dari sisi operasional dan teknologi. Mudah-mudahan bisa terealisasi dengan cepat studi ini. Sehingga dapat memajukan perekonomian Jakarta dan Indonesia,” tukasnya.
Ridzki menambahkan, saat ini pengguna Grab di Asia Tenggara 90 juta orang dengan transaksi mencapai 5 juta per hari se Asia Tenggara. Grab sudah memberikan layanan on-demand dengan cakupan terluas di 211 kota di delapan negara Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Grab sudah melayani kebutuhan transportasi di 132 kota mulai dari Aceh hingga Papua.
Posisi terdepan OVO
Selain itu, Grab juga merupakan official mobile platform partner Asian Games 2018. Grab akan melayani kebutuhan transportasi lebih dari 15.000 atlet, anggota kontingen dan ratusan ribu pengunjung, termasuk turis baik lokal maupun mancanegara di Jakarta dan Palembang.
“Kita juga sudah menjalin kerja sama dengan bandar udara, KAI dan sekarang dengan MRT Jakarta,” terangnya.
Sementara itu, Presiden Direktur OVO, Adrian Suherman, menambahkan, kerja sama ini mengukuhkan posisi OVO sebagai platform pembayaran terdepan di Indonesia. Pihaknya antusias akan prospek menggabungkan metode baru dalam transportasi dan pembayaran.
“Bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat akan menjadi lebih mudah karena aplikasi OVO memberikan akses terhadap use-cases penting bagi konsumen dan merchant di Indonesia,” kata Adrian Suherman, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-BS/jr)