Manado, 3/7/18 (SOLUSSInews) – Arus wisatawan asing terus melonjak kw Manado, Minahasa, Tomohon, Bitung, Pulau Bunaken, Pulau Lembeh dan sekitarnya di Provinsi Sulawesi Utara.
Dilansir dari ‘BeritaManado.com’, disebutkan, hingga saat ini, jumlah wisatawan asing yang datang ke Sulawesi Utara (Sulut) hampir mencapai angka 100.000.
Media online terbesar di Manado ini membeberkan, data dari Kantor Imigrasi Kelas I Kota Manado, bulan Januari sampai dengan Juli 2018, jumlah wisatawan asing atau wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Manado sudah mencapai 75.000, sebagian besar berasal dari Tiongkok (sekitar 70-80 persen).
Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah, seiring meningkatnya permintaan charter flight dari beberapa maskapai, termasuk rencana penambahan rute baru penerbangan langsung Korea Selatan-Manado jelang akhir tahun 2018.
Imigrasi maksimalkan pelayanan
Dengan lonjakan yang signifikan tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I Manado pun terus berupaya meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan mulai dari pintu terdepan, yaitu Bandara Internasional Sam Ratulangi sebagai wujud nyata dukungan bagi pemerintahan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Manado Friece Sumolang kepada BeritaManado.com saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (1/8/2018) kemarin.
“Apa yang dilakukan Pak Gubernur untuk Sulut ini luar biasa, pembangunan dimana-mana, terlebih untuk pariwisata. Lewat usaha beliau, Bandara Sam Ratulangi dan lainnya boleh langsung menerima penerbangan bebas VISA padahal sebelumnya hanya boleh di 5 bandara saja, salah satunya Ngurah Rai Bali. Beliau hebat. Kami pun selalu memberi dukungan penuh sebagai bentuk sinergitas bersama pemerintah,” jelas Friece Sumolang.
Salah satu bentuk upaya Imigrasi untuk memastikan kenyamanan dan keamanan bersama khususnya dalam hal keimigrasian adalah siap siaganya petugas imigrasi di bandara, dengan memperhatikan faktor kecepatan dan ketepatan.
“Para wisatawan asing yang datang ke Manado lewat charter flight itu tidak sedikit. Jadi kami pun harus siap, jangan sampai menimbulkan kesan tidak nyaman. Meski, jadwal charter flight itu memiliki jeda sehingga petugas imigrasi di bandara memang harus siap minim istirahat. Kami pun selalu siap, saat ada charter flight yang kedatangannya bersamaan atau begitu tiba langsung berangkat lagi, maka kami mengirim personil dari kantor ke bandara untuk menambah kekuatan disana,” kata Fierce Sumolang. (S-BM/jr — foto ilustrasi istimewa)