Jakarta, 29/8/18 (SOLUSSInews) – Sesuai rencana semulai, sejak 1 Agustus 2018 ini kalangan perbankan mulai menerapkan aturan relaksasi loan to value.
Dilaporkan, sejumlah bank sudah memberlakukannya. Di antaranya Bank Tabungan Negara (BTN), Bank CIMB dan Bank Bukopin.
Sebagaimana dilansir Kontan.co.id, pihak perbankan menerapkan kebijakan loan to value (LTV) tersebut dengan mengeluarkan produk uang muka atau down payment (DP) tertentu dan ada yang melakukan relaksasi DP.
Terkait kebijakan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Agustus 2018 akan mengeluarkan paket kebijakan mengenai kredit perumahan.
Paket kebijakan tersebut berhubungan dengan keputusan Bank Indonesia (BI) atas relaksasi LTV pada kredit hunian.
Revisi aturan disiapkan
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK menjelaskan OJK akan melakukan revisi terhadap aturan yang sudah ada.
Pertama terkait penurunan aset tertimbang menurut resiko (ATMR) kredit pemilikan rumah dari saat ini sebesar 50 persen. Kedua, terkait relaksasi pemberian kredit tanah bagi pengembang.
“Seperti itu kira-kira isinya,” kata Boedi, Jumat (10/8/18), seperti dilansir Investor Daily.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso juga mengatakan, regulator akan mendorong sektor perumahan terutama untuk pembeli pertama nonkomersial.
Untuk meningkatkan sektor perumahan, BI sebenarnya telah merelaksasi kebijakan LTV.
Fasilitas kredit hunian
Proyek di koridor timur Jakarta kini menjadi incaran, karena memiliki nilai investasi yang terus meningkat.
Proyek yang kini tengah mengalami pembangunan pesat itu ialah Kota Meikarta.
Kota baru di Cikarang itu akan memliki fasilitas yang modern dan lengkap, seperti pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, pusat pendidikan, hingga pusat riset industri internasional.
Pengamat Properti Andreas Siregar mengemukakan, daerah yang ditopang oleh basis kawasan industri, pantas dijadikan pilihan untuk berinvestasi properti.
“Cikarang telah ditetapkan sebagai ibukota Bekasi sehingga potensi kawasan ini sangat besar. Minimal capital gain yang diberikan sekitar 15 persen per tahun,” kata Andreas.
Meikarta yang diperuntukan menjadi kota baru dan berkembang memudahkan setiap orang untuk memiliki hunian berupa apartemen. Sebab, dapat dibeli dengan metode tunai dan fasilitas kredit perbankan.
Fasilitas kredit yang ditawarkan dengan bunga ringan, diskon besar dan mendapat hadiah langsung. Kini, pembangunan telah mencapai sembilan lantai dengan menargetkan serah terima Februari 2019.
Meikarta semakin diincar
Sebelum paket kebijakan relaksasi ini dikeluarkan, sesungguhnya Meikarta telah mempersembahkan mekanisme kepemilikan hunian (termasuk apartemen) yang terbilang termurah di kelasnya.
“Sudah kelas apartemen berkonstruksi mewah, dilingkupi aneka fasilitas hebat, ternyata bisa dimiliki dengan harga mulai dari Rp200 juta. Ini tak terjadi di aparetemen mewah lainnya yang rata-rata harganya dimulai dari Rp400 hingga Rp500 juta, bahkan Rp1 miliar,” ungkap Dadiet Waspodo, salah satu praktisi properti di Tangerang Selatan.
Ia memastikan, dengan kebijakan perbankan terbaru ini, Meikarta akan semakin diincar.
Itu sebabnya, menurutnya, hunian di Meikarta terus diincar, kendati ada segelintir pihak coba membuat stigma negatif, seperti proyeknya sudah terhenti dan macam.
“Buktinya, kini puluhan tower Meikarta, bukan cuma satu atau dua menara, sudah capai sembilan lantai. Dan topping off akan mulai berlangsung akhir 2018 hingga akhir Februari 2019 sesuai target,” kata Presiden Meikarta, Ketut Budi Wijaya. (B-KT/ID/jr — foto ilustrasi istimewa)