Jakata, 4/9/18 (SOLUSSInews) – Lembaga penyedia intelijen pasar dan layanan konsultasi, International Data Corporation, secara resmi menyatakan, OVO berhak memangnakan penghargaan “Digital Disruptor of The Year”.
Hal itu terungkat, saat International Data Corporation (IDC) mengumumkan para pemenang IDC Digital Transformation Awards (IDC Dxa) yang kedua pada ajang DX Summit 2018 di Jakarta, pada Kamis (30/8/18) malam pekan lalu.
“Ya, OVO berhasil memenangi penghargaan untuk kategori “Digital Disruptor of the Year”,” demikian ditegaskan pihak IDC, sebagaimana dilansir Investor Daily.
Kenapa OVO?
Karena, sebagai bagian dari Lippo Group (LG), OVO dinilai telah sukses menyediakan penawaran dan layanan yang sangat personal melalui ‘platform’ big data analytics yang mengintegrasikan informasi dari organisasi-organisasi di bawah LG.
Sukses gunakan real-time insights
Penawaran dan layanan ini mencakup makanan dan minuman, perjalanan/travel, dan ritel.
Sementara itu, sebagai bagian dari ekosistem OVO, organisasi di bawah Lippo Group, juga dinilai sukses menggunakan real-time insights untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan mampu menghasilkan keuntungan baru bagi organisasi.
Pada malam yang sama, Direktoral Jenderal Pajak juga dinobatkan sebagai pemenang pada kategori Digital Transformer of the Year.
Kemudian, DBS Bank Indonesia memenangi kategori Omni Experience Innovator, FinAccel untuk Information Visionary, Tokopedia untuk kategori Talent Accelerator, dan Bank BRI dinobatkan sebagai pemenang untuk kategori Operating Model Master.
Sedangkan Danny Natalies dari Unika Atma Jaya dinobatkan sebagai DX Leader 2018 di Indonesia.
Transformasi digital faktor penting
Mevira Munindra, head of operations IDC Indonesia, mengatakan, transformasi digital merupakan faktor penting bagi organisasi untuk bersaing dan beradaptasi dengan perubahan tatanan bisnis di Indonesia. Terutama terhadap perubahan cepat dari perilaku konsumen dan inovasi yang mendisrupsi model bisnis di pasar.
“Para pemenang dari Indonesia itu telah dengan jelas menunjukkan kemampuan untuk memimpin, memajukan, dan mengembangkan organisasi mereka menjadi sebuah organisasi digital-native di Indonesia,” ujar Mevira di Jakarta, pekan lalu.
Disebutnya, berdasarkan survei terbaru dari IDC, terdapat lebih dari 80 persen organisasi-organisasi yang yakin, transformasi digital memberikan manfaat bagi organisasi.
Sementara itu, operating model, leadership, dan omni experience akan menjadi fokus dalam bertransformasi digital dalam waktu dekat.
Program transformasi digital terutama dalam pemanfaatan informasi dan worksource telah berkembang menjadi prioritas saat ini.
“Organisasi-organisasi di Indonesia pun mulai menyadari manfaat dari penggunaan teknologi dan pengembangan kemampuan digital terhadap pertumbuhan fast track business dan mengidentifikasi peluang baru untuk memperoleh keuntungan di pasar yang kompetitif,” tuturnya.
Bertransformasi organisasi berbasis digital
Sudev Bangah, managing director IDC Asia Tenggara, mengatakan, tahun ini, IDC melihat semakin banyak organisasi lokal yang terpacu untuk bertransformasi menjadi organisasi berbasis digital.
Agresivitas dan partisipasi aktif dari organisasi-organisasi di Indonesia dalam menjalankan transformasi diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi digital di dalam negeri. Pemerintah Indonesia juga baru saja mengumumkan visi untuk menjalankan ekonomi digital dengan menjadikan Revolusi Industri 4.0 sebagai fokus utama pembangunan nasional.
“Seiring dengan tujuan pemerintah untuk mengubah tatanan industri melalui teknologi, kami percaya bahwa ini merupakan waktu yang tepat untuk memberikan apresiasi kepada program digital terbaik di Indonesia,” ungkap Sudev Bangah. (S-ID/jr)