Jakarta, 15/10/18 (SOLUSSInews) – Lagi data cukup menggembirakan dirilis Badan Pusat Statistik, yang menyatakan, upah nominal harian buruh tani nasional pada September 2018 naik sebesar 0,30 persen dibanding Agustus 2018, yaitu dari Rp 52.505 menjadi Rp52.665 per hari.
“Upah riil juga turut mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen,” tulis keterangan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan, Senin (15/10/18).
Sejalan dengan itu, upah nominal harian buruh bangunan (tukang, bukan mandor) pada September 2018 naik 0,29 persen dibanding Agustus 2018, yaitu dari Rp86.397 menjadi Rp86.648 per hari. “Upah riil mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen,” kata BPS.
Sebagai gambaran, upah nominal buruh/pekerja rata-rata upah harian diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan.
Upah riil buruh/pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang diterima buruh/pekerja. Upah riil juga merupakan perbandingan antara upah nominal dengan indeks konsumsi rumah tangga.
Banyuwangi kecipratan
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mengembangkan infrastruktur penunjang pariwisata dalam rangkaian menyambut International Monetary Fund (IMF) – World Bank Group Annual Meetings yang berakhir kemarin di Nusa Dua, Bali.
“IMF-WB Annual Meeting bukan semata-mata pertemuan internasional yang memperkuat posisi Indonesia di kancah dunia, tapi juga mampu menggerakkan ekonomi daerah. Tak hanya Bali, Banyuwangi juga mendapat berkah ekonominya,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Senin (15/10/18), seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Anas ikut menghadiri penutupan acara itu di Bali, sekaligus mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat atas pembangunan infrastruktur di Banyuwangi. Pemerintah pusat telah memperbaiki akses ke Kawah Ijen yang memiliki fenomena api biru (blue flame) mendunia, serta akses ke Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki Pantai Plengkung (G-Land) dengan ombak selancar terbaik dunia dan Sabana Sadengan sebagai habitat banteng. Dana Rp 50 miliar dialokasikan untuk perbaikan itu.
Melalui BUMN PT Angkasa Pura II telah dikucurkan ratusan miliar untuk perluasan apron serta penebalan dan perpanjangan landasan Bandara Banyuwangi. “Kami kemarin sampaikan terima kasih ke Pak Jokowi melalui Menko Kemaritiman Pak Luhut dan Menteri Keuangan Bu Sri Mulyani, saat bersama-sama menghadiri penutupan acara,” papar Anas.
Infrastruktur tersebut, sambung Anas, bakal berguna bagi Banyuwangi dalam jangka menengah-panjang untuk menggerakkan ekonomi lokal dari pariwisata dan dunia usaha secara umum. Selain infrastruktur, Banyuwangi mendapat berkah secara langsung dari ajang itu berupa suplai beragam produk kebutuhan untuk para delegasi seluruh dunia.
“Selama ini, memang UMKM-UMKM Banyuwangi selalu memasok ke Bali secara rutin, mulai produk pertanian, garmen, sampai suvenir. Nah karena ajang IMF-WB ini, pemesanan dari Bali bertambah dibanding biasanya,” jelasnya.
Belum lagi Banyuwangi juga menjadi hub alias titik penghubung dari berbagai kebutuhan pendukung ajang IMF-WB yang diikuti lebih dari 17.000 delegasi seluruh dunia itu. Banyak di antara kebutuhan pendukung, selain dari Banyuwangi, dipasok dari berbagai kota di Jawa, mulai transportasi sampai properti event.
“Dan mayoritas di antaranya berhenti di Banyuwangi satu-dua hari sebelum melanjutkan pengiriman ke Bali. Ini ikut berkontribusi meningkatkan peredaran uang di daerah kami,” ujarnya.
Anas menambahkan, para panitia penunjang dan sejumlah delegasi juga telah merencanakan untuk berlibur di Banyuwangi.
“Dari beberapa komunikasi, yang paling diminati adalah Kawah Ijen serta beristirahat di resor-resor yang ada di kaki Gunung Ijen dan tepi laut Banyuwangi. Tidak hanya delegasi luar negeri, anak-anak muda yang menjadi Duta BUMN di pertemuan itu juga akan berlibur di Banyuwangi,” ujarnya.
“Selain berkah ekonomi secara langsung, yang juga tidak kalah penting adalah Banyuwangi ikut dipromosikan ke banyak negara. Itu meningkatkan brand value Banyuwangi,” demikian Azwar Anas. (S-BS/jr)