Jakarta, 25/10/18 (SOLUSSInews) – ‘Head of Corporate Communication’ PT Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayan Jati, mengatakan, mega-proyek Meikarta, sebenarnya tidak lagi memberikan kontribusi ke kinerja perseroan. Sebab, anak perusahaan tidak langsung yang memiliki Meikarta ini, sudah tidak dikonsolidasikan lagi per kuartal II 2018.
Ia mengatakan itu terkait ekspose laporan keuangan PT Lippo Karawaci Tbk yang baru saja dirilis pada Rabu (24/10/18) kemarin. Dalam laporan itu, diketahui, emiten berkode saham LPKR ini berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I 2018 lalu.
Perusahaan properti milik Lippo Group ini mencetak pendapatan sebesar Rp5,56 triliun atau naik 13,33 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp4,91 triliun.
“Dan kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari Divisi Residensial dan ‘Urban Development’. Dari kedua segmen tersebut pertumbuhannya mencapai 17 persen,” ujar Danang sebagaimana dilansir ‘Kontan.co.id’.
PT MSU pengembang Meikarta
Bila dirinci lebih lanjut, menurutnya, pendapatan LPKR terbesar disumbang oleh lini bisnis healthcare mencapai Rp2,84 triliun tumbuh atau tumbuh 13,37 persen yoy.
Menyusul pendapatan dari Urban Development sebesar Rp1,35 trilun atau tumbuh 48,78 persen. Sisanya berasal dari large scale integrated development, mal ritel, hospitality infrastruktur dan jasa manajemen.
Disinggung tentang Meikarta, sekali lagi Danang nyatakan, mega-proyek tersebut tidak lagi memberikan kontribusi ke LPKR.
Karena anak perusahaan tidak langsung yang memiliki proyek Meikarta ini, sudah tidak dikonsolidasikan lagi per kuartal II 2018.
Sebagaimana diberitakan berbagai media mainstream, mega-proyek tersebut merupakan milik PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) selaku pengembang, meski di dalamnya ada saham Lippo Group plus beberapa mitra investasi. (S-KT/jr)