Jakarta, 16/11/18 (SOLUSSInews) – Dana segar kini sudah tersedia untuk membeli Freeport, guna melengkapi penguasaan 51 persen kepemilikan saham perusahaan tambang emas terbesar di dunia yang beroperasi di Tanah Papua ini.
Ya, inilah salah satu karya besar, hasil kerja, kerja dan kerja pemerintah sekarang, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Dilaporkan, PT Inalum (Persero) memperoleh pendanaan hingga US$4 miliar dari penerbitan surat utang global untuk pembelian saham PT Freeport Indonesia.
Dengan dana itu, berarti Inalum tidak jadi meminjam dana dari sindikasi perbankan asing.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penerbitan surat global melebihi ekspektasi lantaran oversubscribe. Hanya saja dia tidak menjelaskan seberapa besar permintaan tersebut. “Semalam terima cash US$ 4 miliar,” kata Budi di Jakarta, Jumat (16/11/18).
Tak perlu ajukan pinjaman perbankan
Budi menuturkan dana dari pinjaman sindikasi perbankan asing semula menjadi opsi untuk membeli saham Freeport senilai US$3,85 miliar.
Disebutnya, kebutuhan dana itu sudah terpenuhi sehingga tidak perlu lagi mengajukan pinjaman perbankan.
Global bond memiliki kelebihan dari kredit perbankan.
Pinjaman perbankan ada cicilan pokok setiap enam bulan atau setahun, sementara dalam bentuk obligasi pembayaran pokok utang dibayar saat jatuh tempo. Dengan begitu obligasi membuat kas perusahaan lebih baik.
“Bonds itu kan bunganya fixed, kalau perbankan bunganya tergantung Libor. Nah sekarang tren bunga kan itu naik. Jadi kita ingin fixed saja,” ujarnya.
Inalum akan membeli 45,62 persen saham Freeport Indonesia untuk menjadi pemilik mayoritas atau sekitar 51 persen. Pembelian saham itu dilakukan melalui skema divestasi. (S-BS/jr)