Jakarta, 29/11/18 (SOLUSSInews) –
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perang dagang Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok tidak berdampak langsung terhadap Indonesia.
Namun, Indonesia bisa memanfaatkan hal itu untuk menggenjot ekspor dan investasi.
Disebutkannya, perang Amerika Serikuat (AS) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan isu global yang hangat dan masih dibicarakan. Kedua Negara saling membalas dan mengeluarkan kebijakan tarif bea masuk tinggi.
Indonesia, menurutnya, mempunyai hubungan dagang yang kuat dengan AS dan Tiongkok. Indonesia perlu memperbaiki kualitas ekonomi agar fundamental semakin kuat dalam menghadapi perang dagang dua raksasa ekonomi dunia itu.
Investor RRT cari negara lain
AS, demikian Darmin, sudah menetapkan bea masuk (BM) tinggi untuk produk Tiongkok. Hal ini menyebabkan investor Tiongkok mulai mencari Negara lain untuk investasi.
“Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan Indonesia dan Indonesia bisa menjadi bright star in the middle of trade war atau bintang terang di tengah perang dagang. Indonesia harus memperbaiki kualitas ekonomi, karena saat ini bukan pilihan utama, masih ada Thailand, Vietnam, dan India,” ujar dia di Jakarta, Rabu (28/11/18) seperti dilansir Investor Daily.
Indonesia, menurutnya, harus bisa bersaing dengan dua negara tersebut dan menjadi pilihan utama investasi dunia. Semakin banyak perusahaan berinvestasi di Indonesia, defisit transaksi berjalan menurun.
Selama perang dagang berlangsung, Darmin menuturkan, pemerintah terus mengeluarkan strategi untuk mendorong investasi, yang salah satunya tertuang dalam paket kebijakan ekonomi XVI, yaitu perluasan tax holiday, relaksaksi daftar negatif investasi (DNI), dan peningkatan devisa hasil ekspor (DHE).
Insentif pajak
Paket kebijakan tersebut, menurutnya, diharapkan membuat ekonomi lebih baik lagi.
Insentif pajak untuk sektor industri juga penting. Beberapa industri yang perlu diberikan insentif ialah besi dan baja, petrokimia, dan kimia dasar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, perang dagang AS dan Tiongkok memberikan dua dampak ke Indonesia, bisa negatif dan positif.
Dampak positifnya ialah perang dagang akan meningkatkan aliran dana investasi langsung kepada Negara berkembang Indonesia sebaiknya terus memperbaiki fundamental ekonomi agar investor tertarik masuk. (S-ID/jr — foto ilustrasi istimewa)