Jakarta, 6/2/18 (SOLUSSInews) – Dua hari terkini, terjadi depresasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Peneliti dari Institut Studi Nusantara (ISN), Selvijn Manuel, Kamis (6/1/2/18) menilai, hal ini bisa saja cuma temporer, karena dua faktor utama domestik, dan satu impak dari ekses perang dagang AS-Tiongkok.
Pertama, meningkatnya kebutuhan akan dolar karena banyak perusahaan maupun lembaga harus memenuhi kewajiban pembayaran, termasuk soal gaji karyawan yang dipercepat.
Kedua, ada kemungkinan menghadapi Chrismas and New Year Holiday, banyak orang maupun institusi membeli dolar untuk keperluan traveling. Bisa juga untuk faktor berjaga-jaga, sebagaimana dijelaskan teori ekonomi.
Sedangkan impak dari ekses perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok, terkait informasi dari Bloomberg tentang penahanan seorang CFO Huwaei di Kanada.
Penangkapan atas seorang CFO Huawei Technologies Co (sebuah perusahaan teknologi RRT, Red), diduga membangkitkan lagi sentimen perang dagang AS-Tiongkok, dan kini mulai berdampak pada ekonomi global, misalnya terlihat pada terdepresiasinya nilai saham maupun kurs mata uang di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Diduga juga, hal ini berpotensi meningkatkan lagi tensi ekses perang dagang AS-RRT, (padahal beberapa hari lalu mulai mereda, Red), karena pihak Huawei dalam keterangannya mengatakan, CFO mereka ditahan atas permintaan Amerika Serikat. Dan kemungkinan diekstradisi ke New York untuk menghadapi “dakwaan yang belum jelas”.
Ke kisaran Rp14.500
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan pagi ini, Kamis (6/12/18), Rupiah terpantau melemah ke kisaran Rp14.500.
Disebutkan, Rupiah pada pukul 09.30 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp14.507,5 per dolar Amerika Serikat (AS), atau terdepresiasi 105 poin (0,73 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp14.402,5.
Secara keseluruhan, transaksi Rupiah pagi ini diperdagangkan dalam kisaran Rp14.482,5-Rp14.520 per dolar AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap euro juga melemah 0,85 persen ke Rp16.462,89; terhadap pound sterling terdepresiasi 0,72 persen ke Rp18.459,34; terhadap yen melemah 0,91 persen ke Rp128,54; terhadap yuan melemah 0,46 persen ke Rp2.111,79.
Sedangkan Rupiah terhadap dolar Singapura menguat 0,59 persen ke Rp10.589,13.
Selanjutnya, menurut data IMQ21, Rupiah pagi ini berada di level Rp14.478 atau terdepresiasi 76 poin (0,53 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.4402. Rupiah berada di level terlemah di Rp14.505 dan terkuat di Rp14.478. Demikian ‘BeritaSatu.com’ melansir. (S-BS/jr)