Jakarta, 24/12/18 (SOLUSSInews) – Beberapa tahun terakhir, transaksi tanpa uang tunai (cashless) dengan berbagai metode memang terus meningkat. Namun, tetap saja belum bisa menandingi transaksi pembayaran secara tunai.
Direktur OVO, Harianto Gunawan, mengatakan, saingan utama dari perusahaanfintech yang menyediakan layanan pembayaran digital seperti OVO sebetulnya bukanlah antar pemain fintech, melainkan dengan uang tunai. Apalagi saat ini lebih dari 90% transaksi pembayaran masih menggunakan uang tunai.
“Salah satu tujuan perkembangan uang elektronik adalah membantu pemerintah mempercepat inklusi keuangan. Tantangan terbesarnya saat ini masih dominannya penggunaan uang tunai, lebih dari 90%. Jadi kalau ditanya siapa kompetitor OVO atau fintech lainnya, yang utama ya uang tunai,” kata Harianto Gunawan, di Jakarta, Kamis (20/12/18) lalu.
Tantangan lainnya ialah terkait kepercayaan masyarakat terhadap layanan pembayaran digital yang belakangan tumbuh subur di Indonesia. Karenanya, penting sekali melakukan kolaborasi dengan para partner yang sudah mempunyai ekosistem, sehingga bisa timbul kepercayaan terhadap platform pembayaran digital. Contohnya kerja sama OVO dengan Tokopedia yang sudah memiliki sekitar 4 juta merchants, atau dengan Grab yang memiliki basis pengguna sangat besar.
“OVO adalah open platform yang selalu membuka kerja sama dengan partner-partner yang bisa membawa keuntungan untuk pengguna. Tanpa adanya kolaborasi, tujuan dari inklusi keuangan akan sulit dicapai,” ujar Harianto, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Jalin kemitraan strategis
Sepanjang 2018, OVO telah menjalin kemitraan strategis dengan Bank Mandiri, Alfamart, Grab, dan Moka untuk mengukuhkan posisi OVO sebagai aplikasi pembayaran digital dengan penerimaan terluas di Indonesia. Kerja sama yang dijalin dengan Grab dan Tokopedia juga telah menjadikan OVO sebagai platform pembayaran digital pertama di Indonesia yang diterima di jaringan ritel, warung, e-commerce, hingga jasa online dan on-demand,dengan lebih dari 500.000 gerai offline.
Tahun ini, OVO juga fokus pada pengembangan QR Code untuk mendukung pemberdayaan UMKM. Berawal dari 9.000 UMKM yang bekerja sama dengan OVO di bulan Agustus 2018, saat ini pengguna OVO dapat melakukan pembayaran di hampir 180.000 merchants UMKM di berbagai wilayah di Indonesia menggunakan QR code.
Untuk mendorong lebih banyak lagi masyarakat yang menggunakan OVO, strategi lainnya yang dilakukan adalah menghadirkan program cashbackuntuk setiap transaksi yang dilakukan menggunakan aplikasi OVO. Cara ini cukup agresif dilakukan OVO di seluruh merchants yang bekerja sama dengannya.
“Program cashback ini salah satu upaya kita agar masyarakat mau mencoba metode pembayaran digital, sehingga mereka bisa merasakan kenyamanan dan kepraktisannya,” tambah Chief Product Officer OVO, Albert Lucius. (S-BS/jr)