New York, 3/1/19 (SOLUSSInews) – Di akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis, 3/1/19), kurs dolar Amerika Serikat menguat.
Dilaporkan, penguatan terjadi karena data ekonomi yang lemah dari beberapa ekonomi utama, menyebabkan kekhawatiran atas pertumbuhan global dan memicu permintaan terhadap aset-aset safe haven termasuk mata uang Amerika Serkat (AS).
Mengutip Antara, Kamis (3/1/19), yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,71 persen menjadi 96,8145 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1344 dari USD1,1459 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2609 dari USD1,2738 pada sesi sebelumnya.
Sementara itu, dolar Australia turun menjadi USD0,6997 dibandingkan dengan USD0,7048. Sedangkan USD dibeli 109,19 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 109,67 yen Jepang pada sesi sebelumnya. USD naik menjadi 0,9903 franc Swiss dari 0,9824 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3585 dolar Kanada dari 1,3635 dolar Kanada.
Terendah sejak 2016
Sesudah memperhitungkan faktor-saktor musiman, Indeks Pembelian Manajer(PMI) Manufaktur Zona Euro dari IHS Markit mencatat angka akhir 51,4 pada Desember, turun dari 51,8 pada November. Meski memperpanjang perjalanan ekspansi saat ini menjadi lima setengah tahun, angka PMI terbaru adalah yang terendah sejak Februari 2016, kata penyedia data IHS Markit.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 18,78 poin atau 0,08 persen lebih tinggi menjadi 23.346,24 poin. Indeks S&P 500 naik 3,18 poin atau 0,13 persen menjadi berakhir di 2.510,03 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 30,66 poin atau 0,46 persen, menjadi ditutup di 6.665,94 poin.
Empat saham FAANG (Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Google/Alphabet) atau lima saham teknologi paling populer dan berkinerja terbaik di pasar, meningkat dan mengurangi kerugian tajam saham-saham teknologi Nasdaq dari sesi sebelumnya di 2018.
Saham Facebook naik sekitar 3,5 persen, memimpin para pencetak keuntungan. Saham Amazon dan Apple juga meningkat masing-masing 2,5 persen dan 0,11 persen. Sementara saham Netflix menyusut lebih dari satu persen, setelah analis mengatakan penyedia layanan media itu melihat penurunan pertumbuhan pelanggan pada kuartal keempat 2018, menurut media lokal. Demikian seperti dilansir Medcom.id. (S-ANT/MC/jr)