Jakarta, 11/1/19 (SOLUSSInews) – Sejumlah partai politik pendukung Capres Nomor Urut 01, Joko Widodo, benar-benar mendapat efek dengan meningkatnya elaktibilitasnya.
PDI Perjuangan (PDI-P) merupakan partai politik (Parpol) pendukung yang paling sifnifikan kenaikan elektabilitasnya akibat efek Jokowi ini. Beberapa Parpol lainnya juga merasakan, meski dalam prosentasi tak sebanyak PDI-P, seperti PKB, Nasdem, Golkar dan PPP.
Pengamat Komunikasi Politik, Silvianus Alvin menilai, terus naiknya elektabilitas PDI-P dan berpeluang menjadi pemenang Pemilu untuk kedua kalinya pada 2019 ini, tidak lepas dari efek Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi dan PDI-P seperti satu koin dengan dua sisi. Bicara Jokowi, pasti ada peran PDI-P. Dan sebaliknya, ada peran Jokowi untuk partai moncong putih tersebut.
“Identiknya PDI-P terhadap Jokowi tidak lepas dari peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Putri dari Bung Karno itu tak jemu-jemu mengingatkan publik bahwa Jokowi adalah petugas partai,” kata Alvin di Jakarta, Kamis (10/1/19).
Konsisten dukung kebijakan
Ia melihat, dengan sebutan petugas partai ada pesan tersirat yang berusaha disampaikan Mega bahwa Jokowi tidak akan bisa menjadi presiden maupun tokoh politik seperti sekarang tanpa kesempatan yang diberikan oleh PDI-P.
Di sisi lain, Jokowi juga dibebankan tugas untuk menaikkan elektabilitas partai karena dia petugas partai.
Alvin melihat elektabilitas PDI-P juga terus naik karena partai berlambang banteng tersebut selalu konsisten mendukung kebijakan pemerintah.
Apalagi, kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah pro rakyat sehingga menguat citra PDI-P memang betul menjadi partai wong cilik (orang kecil).
Pancasila fondasi kuku
Faktor lain ialah konsistensi partai tersebut dalam menyebarkan dan menjaga semangat nasionalisme. Pancasila menjadi fondasi kukuh PDI-P yang berarti partai ini tidak ekslusif pada satu kelompok maupun golongan tertentu.
Alvin berharap, pada perayaan HUT PDI-P hari ini, sinyal-sinyal siapa yang menjadi pengganti Megawati harus dimunculkan ke permukaan.
Memang di bawah Megawati PDI-P begitu solid, tapi sebuah partai perlu melakukan regenerasi. Hal ini juga akan memberi jawaban apakah kaderisasi di PDIP itu baik atau tidak.
Kemudian, apakah PDI-P hanya boleh dipimpin oleh trah Soekarno secara biologis atau ideologis. Hal-hal tersebut setidaknya harus muncul dalam perayaan HUT PDI-P.
“Regenerasi ini yang akan memastikan keberlanjutan PDIP di masa mendatang. Bila PDIP mempertahankan prestasi sebagai partai besar, maka regenerasi mutlak dilakukan,” demikian Silvianus Alvin, seperti dilansir Suara Pembaruan
dan ‘BeritaSatu.com’. (S-SP/BS/jr)