Jakarta, 12/1/19 (SOLUSSInews) – Joko Widodo, Capres Nomor Urut 01, tampil di hadapan 10.000 lebih alumni Universitas Indonesia dan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia di Jakarta.
Secara gamblang, dia menuturkan beragam upaya pembohongan terhadap rakyat, baik itu dengan mengungkap info tak sesuai fakta, bahkan lewat penyebaran ujaran-ujaran bernada mendiskreditkan pemerintah, hingga membangun opini pesimisme.
Ya, Jokowi berbicara soal isu yang disebar di masyarakat, termasuk dirinya dituding seorang antek asing. Selain itu, Jokowi juga meminta agar masyarakat jangan mau menjadi lemah dan pesimistis memandang masa depan, di mana ada yang menyebut Indonesia terancam punah.
Hal itu disampaikan Jokowi ketika hadir di deklarasi dukungan alumni Universitas Indonesia (UI) dan berbagai kampus lainnya di Plaza Tenggara Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (12/1/19).
Selain UI, hadir juga delegasi Alumni Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), ITS, Unibraw, IPB, UGM, ITB, dan seterusnya.
Rebut kepemilikan asing
Disebut Jokowi, dirinya mendengar berbagai isu hitam menyangkut dirinya disebar di masyarakat. Salah satunya ialah soal antek asing. Padahal, kata Jokowi, di bawah pemerintahannya, Indonesia merebut kepemilikan asing atas Blok Mahakam. Saat ini, blok itu tak lagi dikuasai Jepang dan Prancis, tetapi 100 persen dikuasi Pertamina.
Begitupun dengan blok Migas yang dikuasai Chevron, sebuah perusahaan asing. Asetnya kini 100 persen dikuasasi Pertamina. Di tangan pemerintahannya pula, Freeport Indonesia kini mayoritas dikuasai Indonesia hingga 51 persen saham.
“Pertanyaan saya, antek asingnya ada di mana?” kata Jokowi.
Belasan ribu massa tertawa mendengar pertanyaan itu. Ada massa yang menjawab, “(Antek asingnya) Di sana.”
“Di sana, maksudnya di mana?” tanya Jokowi lagi.
Masa berebut saling menjawab. Ada yang bilang ‘Di sebelah’. Ada yang bilang ‘Ya di sana’.
Lalu Jokowi berkata. “Jangan dibolak-balik. Memang dipikir merebut 51 persen saham Freeport yang selama empat tahun negosiasi itu mudah? Sangat sulit sekali.”
Walaupun sulit, lanjut Jokowi, namun dirinya tahu, wajar bila negara sebesar Indonesia juga punya tantangan besar. Tapi, pemimpin dan rakyatnya tak boleh lemah dan takut atas segala tantangan itu.
Kita harus optimis
Jokowi lalu dengan suara keras dan tegas meneriakkan ‘kita harus optimis’. Sampai tiga kali diteriakkannya.
“Jangan sampai ada pesimisme di antara kita. Jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, tidak ada itu. Indonesia lemah, tidak ada itu. Kita harus optimis,” kata Jokowi dengan lantang.
Teriakan massa semakin kencang mendengar pernyataan Jokowi itu.
Sesudah mereda, Jokowi berkata dengan tenang. Yakni, dirinya kadang merasa jengkel dan marah bila ada yang berusaha mendorong masyarakat Indonesia agar pesimis. Baginya, harusnya negara sebesar Indonesia itu didorong untuk optimis. Kebersamaan yang justru harus dibangun.
“Sesulit apapun rintangan, hambatan itu, kita harus bersama-sama membangun negara ini,” tegas Jokowi.
Massa lalu berteriak berkali-kali. ‘Jokowi…Jokowi…Jokowi Satu Kali Lagi..Jokowi…Jokowi.” (B-BS/tim/jr — foto ilustrasi istimewa)