Davos, 26/1/19 (SOLUSSInews) – Masih muda dan energik, Direktur Lippo Group John Riady, sudah berani tampil di forum ekonomi dunia yang dihadiri tokoh-tokoh penting aneka latar dan negara.
Ya, saat hadir di perhelatan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, yang digelar pada 22-25 Januari 2019, John Riady mengemukakan, ada dua hal penting yang perlu menjadi pusat perhatian tinggi dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Yakni kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Big Data (maha data).
John menyampaikan, pendidikan memiliki peran sentral dalam meningkatkan kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam era revolusi industri 4.0. Demikian dikatakannya
“AI meski bagian dari teknologi digital, namun teknologi tersebut digunakan untuk mengumpulkan semua data yang besar. Data ini menjadi sangat penting karena dapat dianalisis dan diolah berdasarkan apa yang menjadi karakter atau kebutuhan masyarakat saat ini,” papar John melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (25/1/19), demikian Warta Ekonomi.co.id.
Keputusan krusial
Dikatakannya lagi, Lippo Group pun menyadari, AI kini menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam mengambil keputusan-keputusan krusial. Termasuk dalam bisnis.
“Karena itu, kami sudah mulai memasukan AI dan Big Data sebagai bagian untuk mengembangkan service industries (industri layanan) dalam Lippo Group,” tambah cucu dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ini.
Kehadiran para pebisnis Indonesia di WEF dimaksudkan untuk memberi pesan, Indonesia sudah berhasil dalam menerapkan berbagai keunggulan di era industri 4.0. Begitu pun dengan pertumbuhan bisnis digital yang menunjukkan peningkatan.
“Indonesia ingin memberi pesan kepada masyarakat global bahwa pebisnis di Indonesia sangat concerndengan semangat industri 4.0,” ujar John.
Karena itu, ia mengajak para pengusaha Indonesia menyambut baik kedatangan revolusi industri 4.0 dengan membuka kesempatan segala sektor untuk lebih berinovasi.
“Revolusi industri 4.0 harus dimaknai sebagai teman yang bisa memajukan bangsa dan negara,” demikian John Riady.
Dihadiri sejumlah menteri
Perhelatan WEF yang fokus membahas arsitektur revolusi industri 4.0 dengan tema Globalization 4.0: Shaping a Global Architecture in the Age of the Fourth Industrial Revolution, dihadiri sejumlah kepala negara dan tokoh bisnis seluruh dunia.
Indonesia diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.
Selain tentang revolusi industri 4.0, kawasan Asean sebagai blok baru juga menjadi salah satu topik utama dalam ajang tahunan tersebut. Blok Asean memiliki catatan pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan kerja sama regional yang patut ditiru. Wilayah ini dinilai memiliki dinamika dan peluang yang menonjol paling luar biasa di dunia. (S-WE/jr)