Jakarta, 4/1/19 (SOLUSSInews) – Sebagai menteri puluhan tahun dan punya banyak jaringan internasional, Ginanjar Kartasasmita tahu benar pandangan masyarakat luar begeri yang sangat bagus terhadap kualitas Jokowi.
“Pandangan masyarakat di luar negeri terhadap presiden kita jauh lebih baik dibanding warga sendiri. Presiden Jokowi dimaki pencetak utang lah. Padahal mana ada negara di dunia tak berutang. Siapa negara utang terbesar di dunia? Amerika Serikat. Nomor dua Jepang. Jauh kita di bawahnya,” beber Ginandjar kepada BeritaSatu.com.
Tokoh Jawa Barat ini dengan cerdas menjawab berbagai tudingan kubu Prabowo-Sandi terhadap Pemerintahan Jokowi yang disebut pencetak utang dan selalu impor.
Ginandjar mengaku heran dengan rakyat Indonesia yang tak menghargai kerja Jokowi.
“Mana negara tak impor? AS, Tiongkok, Jepang, semua impor. Yang salah itu mengimpor sesuatu yang tak kita butuhkan. Kalau dibutuhkan, tak ada yang salah,” tambahnya.
Hal itu diungkapnya di sela Deklarasi Alumni Menteng 64 di Gedung Djoeang, Jakarta, Minggu (3/2/19).
Diakui Bank Dunia
Politikus Senior Partai Golkar itu menambahkan, selama lima tahun terakhir, harapan masyarakat yang besar kepada Jokowi sama sekali tak salah. Sebab begitu banyak masalah dunia, terutama sektor ekonomi, namun Jokowi berhasil membawa Indonesia tetap tegar. Lembaga dunia seperti World Bank dan IMF juga mengakuinya.
“Saya rasa masyarakat juga merasakan di tingkat bawah. Kemajuan itu dari yang kelihatan seperti infrastruktur. Tetapi juga yang tak kelihatan seperti mental kita sebagai bangsa menegakkan NKRI. Bukan NKRI bersyariah, NKRI kita adalah NKRI Pancasila,” ujar Ginandjar.
Secara pribadi, dia bercerita sudah memilih Jokowi sejak maju menjadi calon gubernur Jakarta di tahun 2012. Saat itu, Jokowi bertamu ke kediamannya.
“Saya terkesan ketulusannya. Kalau saya ditanya kenapa Jokowi? Kurang lebih begini. Setelah negeri kita bergolak terus, kita perlu diperintah tokoh seperti ini, memasuki masa pancaroba ke depan,” katanya.
Karena itu, tanpa ragu, di Pemilu 2014, walau Golkar tak mendukung Jokowi, Ginandjar berani melawan arus bersama para kader partai lainnya. “Bahkan anak saya (Agus Kartasasmita, Red) sampai pernah dipecat Golkar. Jadi mendukung Jokowi sudah jadi ideologi bagi kami,” tandasnya.
Jangan ambil risiko
Sementara itu, pengusaha sekaligus aktivis Sofjan Wanandi menyerukan agar semua pendukung Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin benar-benar bekerja turun ke lapangan. Jangan sampai terlena dengan hasil survei yang memenangkan pasangan nomor urut 01 ini.
Sofjan mengatakan, jangan mengambil risiko dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kali ini. “Kali ini saya mau turun gunung, karena masalah kita adalah Pancasila dan NKRI harus dilanjutkan. Kebersamaan dalam kebinekaan,” kata Sofjan di sela deklarasi Alumni Menteng 64 untuk Jokowi-Ma’ruf, di Gedung Djoeang, Jakarta, Minggu (3/2/19).
Di Pemilu 2019, kata Sofjan, rakyat sebaiknya memilih berdasarkan risiko bila tak memilih pemimpin yang tepat. Disebutnya, lebih baik memilih sosok yang sudah diketahui kerjanya, dengan kekurangan dan kelebihannya. Dibanding calon yang belum diketahui sama sekali.
“Jangan ambil risiko. Khususnya ke anak muda, hati-hati terkait sesuatu yang tak jelas. Pak Jokowi sudah jelas akan melanjutkan demi perbaikan negara,” kata Sofjan Wanandi.
Kita pasti menang
Pada kesempatan itu, Sofjan juga mengucapkan terima kasih kepada alumni Sekolah Kanisius yang mendukung Jokowi. Dikatakannya, Jokowi-Ma’ruf harus dimenangkan karena kerja kerasnya. Bukan karena Jokowi sedang berkuasa.
“Kalau kita tak mau bekerja, mereka bisa menang karena kita tenang-tenang saja. Walau saya percaya sejauh ini kita pasti menang,” tandasnya.
Dalam deklarasi itu, selain Ginandjar Kartasasmita, hadir pula Airlangga Hartarto, Akbar Tanjung, Wimar Witoelar, Agus Gumiwang Kartasasmita, Prof Harijono Djojodiharjo, Sofyan Wanandi, J Wishenda, dan Sidarto Danusubroto selaku anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin serta Hasto Kristiyanto sebagai sekretaris TKN.
Acara makin meriah dengan hadirnya alumni-alumni sekolah lain di Jakarta.
Antara lain, alumni Pangudi Luhur (PL), alumni SMAN 7, alumni SMAN 4, alumni Theresia, alumni SMAN 3, alumni SMAN 1, alumni Kolese De Britto, alumni SMAN 6 dan sebagainya. Hadir juga komunitas KITA pro Jokowi dan perwakilan dari Panitia Alumni Sekolah Jakarta Bersatu (ASBJ). (S-BS/jr)