Hong Kong, 19/3/19 (SOLUSSInrws) – Agaknya ‘perang’ bakal belum akan berhenti segera.
Pasalnya, Pendiri Huawei Ren Zhengfei menantang hegemoni Amerika Serikat (AS) yang membujuk negara-negara sekutu untuk memboikot perusahaan teknologi Huawei. Meskipun demikian, kakek berusia 74 tahun itu memastikan Huawei masih mampu beradaptasi dan menurunkan skalanya.
“Jika lampu padam di Barat, Timur akan tetap bersinar. Dan jika Utara menjadi gelap, maka masih ada Selatan. Amerika tidak mewakili dunia,” tantang Ren.
Ren mendirikan Huawei 32 tahun silam setelah bertugas di militer Tiongkok sebagai insinyur dan bekerja di industri minyak. Anak dari guru sekolah pedesaan di pegunungan provinsi Guizhou ini telah membangun perusahaannya menjadi raksasa global dengan pendapatan tahunan lebih dari US$ 100 miliar.
Pertarungan Amerika dengan Huawei telah mengacaukan rencana penyebaran teknologi 5G dunia. Namun perusahaan ini secara luas dipandang melampaui pesaing utamanya dalam teknologi 5G, membuatnya hampir tidak tergantikan untuk beberapa perangkat nirkabel.
Para analis sepakat, bisnis global Huawei yang luas, terutama di banyak pasar negara berkembang, dapat bertahan bahkan jika pemerintah AS membujuk lebih banyak sekutunya untuk menolak produk Huawei dari jaringan 5G.
Huawei juga merupakan pembuat smartphone teratas dan bertujuan untuk menyalip Samsung sebagai produsen yang terbesar di dunia pada tahun depan. Para analis mengatakan, pemerintahan Trump dapat menggunakan dakwaan baru-baru ini dari Huawei untuk melarangnya membeli komponen penting dari perusahaan AS.
Tindakan itu hampir pasti akan menjerumuskan Huawei ke dalam krisis serupa dengan yang diderita oleh saingannya lebih kecil dari Tiongkok, ZTE (ZTCOF), dimana lumpuh selama berbulan-bulan karena larangan serupa tahun lalu. Demikian CNN, seperti dilansir ‘Suara Pembaruan’.
Dunia butuh Huawei
Pendiri Huawei Ren Zhengfei juga menegaskan, Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa menghancurkan Huawei yang dibangunnya. Dalam satu wawancara eksklusif dengan BBC, Selasa (19/2/19), Ren juga menuding penangkapan putrinya Meng Wanzhou bermotif politik.
“Tidak mungkin AS bisa menghancurkan kami . Dunia membutuhkan Huawei karena kami lebih maju,” kata Ren Zhengfei dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan Selasa (19/2/19).
Huawei merupakan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Perusahaan ini sedang berjuang melawan kampanye yang dipimpin AS untuk membujuk sekutu Amerika agar menutup akses perusahaan dari jaringan teknologi 5G super cepat.
Tetapi Ren mengakui, potensi yang ditimbulkan dari tekanan AS. Australia dan Selandia Baru telah membatasi operator seluler dari menggunakan teknologi 5G Huawei. Kerajaan Inggris, Jerman dan lainnya sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan hal yang sama.
“Kalaupun mereka membujuk lebih banyak negara untuk sementara tidak menggunakan kami, kami selalu bisa mengecilkan ukuran dan menjadi lebih kecil,” ujarnya.
Pemerintah AS berpendapat produk Huawei dapat dieksploitasi oleh badan intelijen Tiongkok karena memata-matai – klaim yang telah berulang kali ditolak perusahaan.
Jaksa penuntut AS juga mendakwa Huawei dan kepala keuangannya, Meng Wanzhou, atas tuduhan penipuan bank dan penggelapan sanksi. Meng, salah satu dari dua putri Ren, ditangkap di Kanada pada bulan Desember dan menghadapi kemungkinan ekstradisi ke Amerika Serikat. Demikian BBC dan CNN(S-CNN/BBC/SP/jr)